REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Norwegia memutuskan untuk menyuruh pulang tiga diplomat di Kedutaan Besar Rusia di Oslo. Mereka diduga telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan status diplomatik mereka, kata Kementerian Luar Negeri Norwegia pada Rabu.
"Bukan kebetulan pengusiran ini terjadi," kata Menteri Urusan Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt lewat pernyataan.
"Pengusiran tersebut terjadi ketika dunia dikejutkan dengan sejumlah laporan kejahatan pasukan Rusia terhadap warga sipil, terutama di Kota Bucha di luar Kiev. Dalam situasi ini kami memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas Rusia yang tak dikehendaki di Norwegia," katanya.
Otoritas Yunani juga meminta 12 diplomat Rusia untuk angkat kaki dari negara mereka sebagai tanggapan atas perang di Ukraina, seraya menyatakan mereka "persona non grata", kata kementerian luar negeri pada Rabu.
Sejumlah negara turut mengumumkan langkah serupa pekan ini. Pada Selasa (5/4/2022), Italia dan Denmark mengumumkan tentang pengusiran diplomat Rusia dari negara mereka.
“Duta Besar Rusia Sergey Razov dipanggil ke Kementerian Luar Negeri pagi ini. Dia diberitahu tentang keputusan untuk mengusir 30 diplomat Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.
Dia menjelaskan, keputusan pengusiran 30 diplomat Rusia itu diambil dengan menjalin konsultasi erat dengan negara Eropa dan Atlantik. “(Pengusiran) menjadi perlu karena alasan terkait keamanan nasional kami dalam konteks situasi krisis saat ini,” ucapnya.
Denmark pun telah mengusir 15 diplomat Rusia dari negara mereka. Ke-15 diplomat tersebut dituding sebagai petugas intelijen.
"Kami telah menetapkan bahwa 15 perwira intelijen yang diusir telah melakukan kegiatan mata-mata di tanah Denmark," kata Menteri Luar Negeri Jeppe Kofod kepada awak media setelah pertemuan di parlemen.
Spanyol akan mengusir sekitar 25 diplomat Rusia sebagai bentuk protes atas agresi negara tersebut ke Ukraina. “Gambar-gambar tak tertahankan yang kami lihat tentang pembantaian warga sipil di kota Bucha (Ukraina) setelah penarikan tentara Rusia sangat membuat kami marah,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manual Albares pada Selasa.