Rabu 06 Apr 2022 22:49 WIB

Angka Kekerasan Jurnalis Meksiko Meroket di Bawah Pemerintahan Lopez Obrador

Angka kekerasan terhadap pers di Meksiko melonjak hingga 85 persen

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Angka kekerasan terhadap pers di Meksiko melonjak hingga 85 persen di bawah pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Eduardo Verdugo
Angka kekerasan terhadap pers di Meksiko melonjak hingga 85 persen di bawah pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Laporan terbaru menemukan tingkat kekerasan pers di Meksiko pada paruh pertama pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador meroket hingga ke titik yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Angka kekerasan terhadap pers melonjak hingga 85 persen dibanding presiden sebelumnya dalam periode yang sama.

Laporan ini dirilis saat Meksiko dilanda gelombang pembunuhan jurnalis yang menarik kritik dari media setempat dan anggota parlemen Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, Lopez Obrador menggunakan konferensi persnya untuk menyerang para wartawan.

Baca Juga

Organisasi hak asasi manusia Article 19 mencatat pada tahun 2021 rata-rata Lopez Obrador mengkritik media enam kali dalam satu bulan. Bulan lalu presiden Meksiko itu menyerang parlemen Uni Eropa setelah mereka meloloskan resolusi yang mendesaknya menurunkan retorika pada pers. Ia menyebut parlemen Uni Eropa sebagai segerombolan "domba". 

Article 19 mengatakan pada 2021 saja kekerasan terhadap pers dilaporkan terjadi setiap 14 jam sekali. Dua dari setiap kekerasan berhubungan dengan pejabat pemerintah. "Kekerasan terhadap pers yang terus berlanjut menghasilkan ketidakhadiran pemerintah, baik saat ini maupun di masa lalu, tidak mampu untuk menyelidiki kekerasan terhadap kebebasan berekspresi," kata organisasi non-profit itu, Rabu (6/4/2022).