Rabu 06 Apr 2022 23:23 WIB

Orang yang Kurang Tidur Lebih Berisiko Kena Kanker

Tidur nyenyak dan cukup istirahat dibutuhkan oleh tubuh.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Susah tidur (Ilustrasi). Sejak pandemi melanda, banyak orang yang mengalami susah tidur. Kurang tidur bisa membuat orang berisiko kanker..
Foto: Republika/Wihdan
Susah tidur (Ilustrasi). Sejak pandemi melanda, banyak orang yang mengalami susah tidur. Kurang tidur bisa membuat orang berisiko kanker..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur memainkan peran penting dalam kesehatan Anda. Kurang tidur dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius, termasuk kanker.

Hal ini merupakan salah satu dari hasil penelitian yang dilakukan dokter kondang asal Inggris, Michael Mosley. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengalaman pribadinya yang telah melawan insomnia selama bertahun-tahun. Bahkan, ia sangat berharap bisa tidur nyenyak setiap malamnya.

Baca Juga

"Tidur yang nyenyak adalah hal yang luar biasa, saya hanya berharap saya bisa lebih sering mengalaminya," ujar dr Mosley dalam film dokumenter BBC barunya, seperti dilansir laman Express, Rabu (6/4/2022).

Selama pandemi, ternyata dr Mosley tidak sendirian menjadi orang yang kurang tidur. Banyak orang yang berjuang melawan insomnia.

Bekerja sama dengan University of Oxford, dr Mosley akan mengeksplorasi sejauh mana krisis tidur saat ini. Melihat 207 ribu orang, sensus memperhatikan bahwa rata-rata tidur adalah enam jam dan 48 menit. Jumlah ini masih kurang dari yang dianjurkan para ahli.

Sebagai bagian dari film dokumenter, dr Mosley menjalani tes tidur di rumah, di mana sebuah gadget mengukur berapa banyak dari setiap tahap tidur yang dia dapatkan. Dengan total empat tahap, ada satu yang sangat penting untuk menunjang sistem kekebalan tubuh, yaitu tidur nyenyak atau tahap tiga.

Pakar lain dalam film dokumenter, dr Rachel Sharman, menjelaskan, tahap tidur nyenyak ini sangat penting untuk perbaikan fisiologis. Selain itu, fase tiga dalam tidur itu juga sangat penting untuk memori.

"Mendapatkan banyak tidur nyenyak dan gelombang lambat ini juga membantu meningkatkan sistem kekebalan dan kemampuan kita untuk melawan infeksi," ujar dr Mosley.

Meskipun siap tertidur dengan perangkat melilit kepalanya, dr Mosley tidak tahu bahwa data akan mengungkapkan sesuatu yang mengkhawatirkan. Dia bangun beberapa kali di malam hari.

"Anda berada di tempat tidur selama delapan jam dan 21 menit, tetapi sebenarnya ketika kita perhitungkan semua kasus terjaga yang Anda alami, Anda hanya menghabiskan 75 persen waktu di tempat tidur untuk tidur," jelas dr Sharman kepada dr Mosley.

Terjaga lebih dari 30 menit di malam hari adalah masalah. Gangguan yang berulang ini mencegah dr Mosley mencapai tahap tidur nyenyak serta cukup istirahat.

"Anda kurang tidur. Dan jika kita tidak cukup tidur, kita menempatkan diri pada risiko yang lebih tinggi dari segala macam hal buruk seperti penyakit kardiovaskular, disfungsi metabolisme, dan bahkan kanker," kata dr Sharman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement