REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pejabat Hamas memperingatkan Israel agar tidak melanjutkan agresi terbukanya terhadap warga Palestina di Al-Quds Timur yang diduduki, khususnya jamaah Muslim di Kompleks Masjid Al Aqsha.
Pejabat itu menyatakan, kelompok-kelompok perlawanan pada akhirnya akan kehabisan kesabaran dan bertindak sebagai pembalasan.
Ismail Rezvan, seorang anggota senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), memperingatkan pihak berwenang Israel untuk tidak menguji kesabaran front perlawanan dalam menghadapi tindakan permusuhan yang sedang berlangsung terhadap Palestina.
Rezvan juga mendesak pejabat Palestina untuk menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel, menghindari pertemuan sia-sia dengan pihak berwenang dari rezim Tel Aviv, dan menggunakan opsi perlawanan sebagai gantinya.
"Kami menyerukan kepada para pihak dan mediator untuk menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel yang merebut kekuasaan. Perlawanan akan terus dilakukan untuk membela bangsa Palestina," kata Rezvan, seperti dilansir Fars News Agency, Rabu (6/4/2022).
Di sisi lain, Yordania mengutuk gelombang ketegangan terbaru di wilayah Palestina yang diduduki selama beberapa hari terakhir, dan pembobolan pemukim Israel yang sering ke kompleks Masjid Al Aqsha selama bulan puasa Ramadhan dan di bawah perlindungan pasukan Israel.
"Kompleks Masjid Al Aqsha seluas 144 dunam (36 hektare) adalah tempat ibadah khusus bagi umat Islam," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, Haitham Abu Al-Ful.
Abu Al-Ful menekankan perlunya menghentikan semua pembatasan masuknya jamaah Muslim ke Masjid Al-Aqsha, dan mengatakan agresi dan perilaku kekerasan para pemukim bertentangan dengan fakta sejarah dan hukum yang ada serta hukum internasional.
"Semua tindakan provokatif dan sepihak yang mengarah pada eskalasi ketegangan dan kekerasan lebih lanjut harus dihentikan," tegasnya.
Warga Palestina telah meningkatkan serangan balasan mereka terhadap pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir, melakukan serangkaian operasi yang telah menewaskan sedikitnya 11 warga Israel sejak 22 Maret. Delapan warga Palestina juga tewas selama periode yang sama.