Sabtu 09 Apr 2022 19:26 WIB

Menjadi Orang Kaya yang Dermawan

Menjadi kaya itu keharusan namun tetap menjaga sikap sosial dan terus berderma

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Menjadi Orang Kaya yang Dermawan - Suara Muhammadiyah
Menjadi Orang Kaya yang Dermawan - Suara Muhammadiyah

MALANG, Suara Muhammadiyah – KH Abdur Rozak Fachrudin (1971–1985), Ketua Umum PP Muhammadiyah paling lama, memimpin Muhammadiyah selama 22 tahun (1968-1990). Beliau senantiasa mendorong para muslim untuk menjadi orang yang kaya raya. Namun tetap mengerjakan salat, bersedekah, mendirikan qiyamul lail, berupaya untuk wakaf dan perbuatan baik lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Khozin, M.Si. pada Safari Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (5/4) lalu. Adapun agenda Safari Ramadan kal ini menyasar para pegawai yang berada di sederet unit bisnis milik UMM, seperti Hotel Rayz, Sengkaling, Kapal Garden dan lainnya.

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMM itu menyebut perbuatan yang membuat orang dicintai oleh Allah sekaligus sesama manusia. Satu di antaranya yakni membiasakan sikap zuhud. Menurutnya, pemaknaan dan penafsiran zuhud terus mengalami perkembangan seiring zaman. Dulu zuhud ditafsirkan dengan sikap membenci dunia dan beralih ke aspek akhirat kemudian memutuskan hanya untuk memilih Tuhan.

“Namun sekarang zuhud dipahami sebagai sikap yang memandang dunia secara proporsional dan wajar,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah bisa dilihat dari berbagai sisi. Muhammadiyah bisa dilihat sebagai suatu ideologi atau nilai, gerakan, paham keagamaan, bahkan juga bisa dilihat sebagai organisasi. Jika dilihat sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah telah mengembangkan banyak hal di beragam aspek seperti kesehatan, pendidikan, sosial serta ekonomi.

“Dari situ lahirlah ribuan amal usaha yang tujuannya bukan hanya untuk upaya ekonomi tapi juga usaha untuk menebar kebajikan kepada sesama. Selain itu juga sebagai upaya untuk memberdayakan umat demi menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Maka dari itu, di Ramadan kali ini, marilah kita senantiasa melakukan kebajikan dan tak lupa menebar kebaikan kepada sesama,” ungkapnya.

Di sisi lain, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa bulan puasa ini menjadi momen yang tepat untuk bermuhasabah diri. Dengan begitu, manusia bisa berusaha untuk berperilaku baik serta memiliki keberterimaan akan tugas yang diemban. Ramadan juga bisa menjadi momen untuk meningkatkan layanan diiringi dengan kebaikan seperti keramahan dan kesopanan kepada para klien di tiap-tiap unit usaha milik Kampus Putih.

Menurut Fauzan, menahan lapar dan haus hanyalah sebuah ritual. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengeveluasi diri. Menghilangkan apa yang tidak baik sekaligus meningkatkan aspek-aspek yang sudah baik. “Untuk bisa menjalankan cara berpikir seperti itu, maka perlu adanya intropeksi dan muhasabah yang berkelanjutan,” tuturnya.

Ia juga mendorong para pegawai yang ada di unit bisnis milik UMM untuk menjadi seorang yang membawa angin segar. Menyelesaikan masalah yang muncul di masyarakat. Bukan malah menjadi sumber masalah yang menyengsarakan umat.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM Drs. Wakidi. Menurutnya, bapa dan ibu pegawai yang ada di unit usaha Kampus Putih adalah ujung tombak dalam menyebarkan kebaikan dan dakwah. Adapun dakwah tidak melulu dengan ceramah, tapi juga menampakkan perilaku yang lebih santun, ramah, akrab serta baik kepada siapapun.

“Dengan begitu, harapannya semakin banyak masyarakat yang tersentuh hatinya. Tidak hanya karena ceramah di masjid-masjid tapi juga dakwah teladan yang bapak dan ibu lakukan. Maka, saya mengajak untuk berdakwah melalui bidang yang sedang bapak ibu geluti,” pungkasnya. (diko)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement