REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan kesiapan dalam mengantisipasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2022.
"Sebagai upaya antisipasi ini kami siap berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kabupaten dan kota," kata Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Kamis (7/4/2022).
Ia menjelaskan dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terhadap prakiraan cuaca, pada 2022 tampaknya cuaca tidak seekstrem tahun sebelumnya.
"Namun Kalteng tetap berupaya maksimal dalam upaya pencegahan, baik dalam perencanaan, langkah antisipasi serta penanggulangan," jelasnya.
Jika melihat dari penanganan sebelumnya, maka penanganan akan terus ditingkatkan melalui koordinasi yang baik dengan menyinergikan langkah melalui program dan kegiatan di lapangan.
Sebagai pemantapan Pemprov Kalteng juga telah mengikuti rapat koordinasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, membahas tentang antisipasi bencana asap akibat karhutla tersebut.
Ia menjelaskan dalam rakor itu, selain memaparkan hasil evaluasi penanganan 2021, juga sekaligus memaparkan kesiapan penanganan pada 2022. "Kami berupaya memantapkan kesiapsiagaan daerah dalam pencegahan karhutla termasuk pengadaan anggaran, personel serta lainnya," jelasnya.
Sebelumnya, Asisten II Setda Kalteng Leonard S Ampung menjabarkan, salah satu upaya pencegahan karhutla di Kalteng adalah melalui pendekatan atau model klaster.
"Berbagai inisiatif atau model penanganan karhutla telah dikembangkan, salah satunya dalam skala landscape atau model klaster," terangnya.
Model klaster dikembangkan Kementerian Koordinator Perekonomian, BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Sumsel, Riau, serta Kalteng.
Pendekatan atau model klaster yang telah diinisiasi pemerintah ini ditindaklanjuti kemitraan bekerja sama dengan United Nation Environment Program (UNEP) untuk memfasilitasi penguatan para pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Hal itu diwujudkan melalui program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM)," katanya.
SIAP-IFM sudah diterapkan di Kabupaten Pulang Pisau dengan menitikberatkan pelibatan para pihak dalam penguatan kebijakan, kelembagaan maupun kapasitas sehingga diharapkan berkontribusi pada penanganan karhutla yang efektif dan kolaboratif.