REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Kebijakan Korea Utara (Korut) Sung Kim mengungkapkan, Korut telah mengabaikan tawaran Washington untuk melakukan pembicaraan. Dia menduga, Pyongyang mungkin merencanakan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Sung mengatakan, pada 15 April mendatang, Korut akan memperingati 110 tahun kelahiran Kim Il-sung, tokoh pendiri Korut. “Kami khawatir sehubungan dengan peringatan 15 April, Korut mungkin tergoda mengambil tindakan provokatif lainnya. Saya tidak ingin berspekulasi terlalu banyak, tapi saya pikir itu bisa menjadi peluncur rudal lain, itu menjadi uji coba nuklir,” ucapnya, Rabu (6/4/2022).
Menurut Sung, AS telah mengajak atau mendorong Korut melanjutkan pembicaraan tentang denuklirisasi di Semenanjung Korea. “Kami belum menerima tanggapan dari Pyongyang, yang sangat mengecewakan, karena kami telah mengirim beberapa pesan, baik publik maupun pribadi, mengundang mereka untuk berdialog tanpa syarat apa pun,” tuturnya.
Alih-alih bersikap kooperatif, Korut justru melakukan serangkaian uji coba rudal. Puncaknya adalah peluncuran setidaknya tiga rudal balistik antarbenua alias ICBM. “Tindakan ini menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas regional,” ujar Sung.
Dia pun mengaku menyayangkan China dan Rusia yang tidak membantu dorongan Presiden AS Joe Biden untuk memulai kembali pembicaraan dengan pemimpin Korut Kim Jong-un. Korut sudah melakukan beberapa kali uji coba senjata nuklir sejak 2006. Tes terakhirnya terjadi pada 2017.
Pada Selasa (5/4/2022) lalu, adik Kim Jong-un, Kim Yo Jong, memperingatkan bahwa Korut siap menggunakan senjata nuklirnya untuk “melenyapkan” tentara Korea Selatan (Korsel). Tindakan itu bakal diambil jika Seoul melancarkan serangan lebih dulu terhadap Pyongyang.