Anggota Komisi V DPR RI Cek Kesiapan Pelayanan Mudik di Solo
Red: Muhammad Fakhruddin
Anggota Komisi V DPR RI Cek Kesiapan Pelayanan Mudik di Solo (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Sejumlah anggota Komisi V DPR RI mengecek kesiapan pelayanan mudik di Kota Solo untuk memastikan kelancaran perjalanan masyarakat.
"Ada tiga titik, utamanya di Bandara Adi Soemarmo, Stasiun Solobalapan, dan Terminal Tirtonadi. Tujuannya ingin tahu persiapan dari masing-masing yang kami kunjungi sejauh mana persiapan dalam melayani pemudik Lebaran," kata anggota Komisi V DPR RI Sudewo di Stasiun Solobalapan, Kamis (7/4/2022).
Ia mengatakan ada beberapa catatan yang diharapkan dapat segera diselesaikan oleh pemangku kepentingan, salah satunya jumlah kereta api yang nantinya melayani pemudik. "Di Stasiun Solobalapan kami dapatkan bahwa masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan persiapannya, salah satunya jumlah kereta api. Ini tadi tiket sudah habis artinya masyarakat berharap supaya jumlah KA ditambah dan ini harus dilakukan oleh PT KAI dan Kemenhub," katanya.
Ia berharap jumlah KA bisa disesuaikan dengan kebutuhan para pemudik. Selain itu, ia berharap agar Lebaran kali ini berjalan lancar. "Tetapi jangan jadi klaster penyebaran COVID-19. Semua orang sehat baik saat Lebaran maupun pascalebaran, jangan sampai ada peningkatan kasus. Penting bagi stasiun, bandara, terminal mempersiapkan diri agar pengecekan booster, dua kali vaksin berjalan sebagaimana mestinya," katanya.
Selain itu, dikatakannya, pengawasan protokol kesehatan juga harus terus dilakukan. "Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dikontrol secara baik," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, Solo menjadi salah satu perhatian karena diperkirakan banyak pemudik yang masuk ke wilayah Soloraya."Dari sekitar 80 juta pemudik yang diperkirakan oleh pemerintah, sekitar 40 persenmasuk ke Soloraya. Dengan demikian, Solo harus menyediakan diri," katanya.Ia mengatakan jumlah pemudik kali ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena dua kali Lebaran lalu masyarakat dilarang mudik oleh pemerintah."Jadi secara psikologis masyarakat ingin agar tahun ini mudik. Kondisi ekonomi masyarakat meningkat, ada dana untuk melakukan mudik," katanya.