Kamis 07 Apr 2022 18:04 WIB

Afrika Timur Dilanda Kekeringan Terburuk dalam 4 Dekade

3 juta ternak diperkirakan telah mati akibat kekurangan makan dan air.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Perempuan mengisi wadah plastik dengan air di komunitas Xidhinta di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.
Foto: Daniel Jukes/ActionAid via AP
Perempuan mengisi wadah plastik dengan air di komunitas Xidhinta di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, saat ini negara-negara di wilayah Afrika Timur tengah menghadapi bencana kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir. Situasi itu menimbulkan risiko munculnya krisis pangan atau kelaparan.

Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur Michael Dunford mengungkapkan, musim hujan yang harusnya turun pada Maret hingga Mei gagal terwujud. kekeringan telah menghabiskan mekanisme penanggulangan orang-orang yang sekarang harus bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Keluarga di wilayah ini terbiasa dengan kekeringan, tetapi ini adalah kondisi terkering yang mereka hadapi dalam empat dekade,” katanya, Kamis (7/4/2022), dilaporkan Bloomberg.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, kekeringan sangat menghancurkan komunitas pastoral yang bergantung pada hewan untuk mata pencaharian mereka. Dunford mengatakan, sekitar 3 juta ternak diperkirakan telah mati akibat kekurangan makan dan air.

photo
Komunitas Ceel Dheere terlihat di Somaliland, wilayah semi-otonom Somalia, pada 14 Maret 2022. Diperkirakan 13 juta orang menghadapi kelaparan parah di Tanduk Afrika sebagai akibat dari kondisi kekeringan yang terus-menerus, menurut PBB. - (Daniel Jukes/ActionAid via AP)

“Dalam perjalanan terakhir saya ke daerah yang terkena dampak kekeringan di Kenya dan Ethiopia awal tahun ini, ternak mati berserakan di jalan dan tanaman hancur total. Adegan serupa dapat ditemukan di Somalia,” ucapnya.

Menurut Dunford, ketergantungan negara-negara Afrika Timur pada impor dari negara-negara Laut Hitam seperti Ukraina akan memperburuk situasi di wilayah tersebut. Sebab sejak agresi Rusia ke Ukraina, terdapat kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk gandum. “Sementara perhatian dunia beralih ke Ukraina, penting bagi kita untuk tidak melupakan Afrika Timur dan membiarkan dana bantuan kemanusiaan mengering tepat pada saat paling dibutuhkan,” katanya.

Ia mengungkapkan, WFP membutuhkan dana 327 juta dolar AS untuk mendukung 4,5 juta orang. Pada Rabu (6/4/2022) lalu, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengumumkan akan mengucurkan dana sebesar 114 juta dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk membantu Ethiopia, Kenya, dan Somalia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement