Jumat 08 Apr 2022 00:25 WIB

6 Alasan Masih Ada Orang yang Belum Pernah Kena Covid-19

Saat sebagian orang kena Covid-19 berulang, sebagian lain tak pernah tertular.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Sebagian orang belum pernah kena Covid-19.
Foto: www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Sebagian orang belum pernah kena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di saat sebagian orang ada yang sudah pernah dua kali kena Covid-19, sebagian lain masih aman-aman saja.  Anda juga termasuk dari bagian klub no-Covid?

Klub ini memiliki sekitar 30 juta orang, menurut University of Cambridge pada bulan Februari. Para ahli, termasuk Richard Stanton, profesor virologi di Fakultas Kedokteran Cardiff University, memberikan beberapa penjelasan mengenai fenomena tersebut.

Baca Juga

Ternyata, memang ada saja yang kebal dan mampu menghindari infeksi. Berikut enam alasannya, seperti dikutip dari The Sun, Kamis (7/4/2022).

1. Genetika

Kekebalan tubuh setiap orang bisa berbeda-beda. Prof Stanton mengatakan, hal itu juga dapat dipengaruhi oleh genetika.

"Sistem kekebalan beberapa orang 'lebih baik' dalam melawan virus," kata dia.

Sebagai contoh, para peneliti di University of Oxford University menunjukkan, DNA yang menggandakan risiko kematian akibat Covid-19 dan orang-orang dari keturunan Asia Selatan lebih mungkin untuk membawanya. Imperial College London telah menemukan bahwa variasi antara sistem kekebalan orang "membuat perbedaan setidaknya untuk apakah orang terkena penyakit simtomatik atau tidak".

2. Infeksi sebelumnya

Kekebalan yang dibangun dari infeksi sebelumnya bukanlah sesuatu yang dapat terukur. Di sisi lain, itu bisa jadi alasan mengapa seseorang masih terhindar dari Covid-19.

photo
Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)

Bahkan, jika seseorang terpapar Covid-19, sistem kekebalan mereka akan mengeluarkannya sebelum menyebabkan gejala. Ilmuwan Imperial College London menemukan bahwa batuk dan bersin biasa meningkatkan sel darah putih vital yang disebut sel T, namun belum jelas seberapa relevan lapisan perlindungan ini.

3. Varian

Beberapa varian seperti alpha, delta, omicron, dan beta memiliki karakteristik biologis masing-masing. Dengan cara yang sama, ini mungkin menjelaskan mengapa orang yang tinggal bersama penyintas Covid-19 mungkin tidak terkena infeksi yang sama.

"Omicron lebih menular daripada delta, peneliti melihat bahwa anggota keluarga lebih mungkin terinfeksi jika seseorang dalam rumah memiliki omicron dibandingkan dengan delta," kata Prof Stanton.

4. Peluang

Seseorang yang, misalnya, dapat bekerja dari rumah, tinggal sendiri, dan berbelanja makanan secara daring, kemungkinannya kecil terkena Covid-19. Berbeda dengan pekerja garis depan, seperti karyawan di toko, panti jompo, rumah sakit, atau seseorang yang tinggal bersama sejumlah orang. Mereka jauh lebih mungkin untuk terinfeksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement