REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bersama dengan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk dan PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp3,98 triliun.
Hal ini diwujudkan lewat penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi atas Fasilitas Term Loan kepada PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang merupakan bagian dari PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Grup dengan nilai total pembiayaan sebesar 277,69 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,98 triliun (kurs Rp 14.368,3 per dolar AS).
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan kredit sindikasi disalurkan untuk membangun proyek smelter pengolahan bijih nikel laterit Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang terdiri dari sebuah pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF1) dan infrastruktur pendukung operasional RKEF1 di Lapaopao, Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan tenor hingga 9 tahun.
“Dalam perjanjian ini Bank Mandiri bertindak sebagai Mandated Lead Arranger and Bookrunner, diharapkan kerja sama ini dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/4/2022).
Menurutnya kesepakatan pembiayaan tersebut juga menjadi bukti komitmen perseroan dalam mendukung proyek strategis nasional (PSN).
Sementara itu, CNI dan Bank Mandiri merancang skema pembiayaan secara project finance, yang juga merupakan project pembiayaan di mana Bank Mandiri menjadi Structuring dan Coordinating Bank. Adapun pembiayaan kepada CMP berfokus pada pembangunan pabrik smelter ferro nickel, yang nantinya diharapkan akan mempermudah akses produksi dan distribusi olahan nikel baik dari maupun kepada masyarakat Indonesia secara umum.
“Kami berharap dengan pembiayaan fasilitas Term Loan, dapat membantu Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam dinamika pasar nikel bagi pengembangan industri lokal nikel berikut turunannya, serta mendukung program pemerintah terkait percepatan hilirisasi untuk memberikan nilai tambah pada komoditas mineral Indonesia,” pungkasnya.