Jumat 08 Apr 2022 15:35 WIB

Korut Hancurkan Hotel Milik Korsel yang Jadi Simbol Kerja Sama Kedua Negara

Korut diminta menghentikan penghancuran dan persekongkolan sepihak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
FILE - Dalam foto tak bertanggal ini yang diberikan pada 23 Oktober 2019, oleh pemerintah Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tengah, mengunjungi resor Diamond Mountain di Kumgang, Korea Utara. Pejabat Korea Selatan mengkonfirmasi pada hari Jumat, 8 April 2022, bahwa Korea Utara sedang membongkar sebuah hotel milik Korea Selatan di resor Diamond Mountain dan meminta Korea Utara untuk menghentikan penghancuran
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
FILE - Dalam foto tak bertanggal ini yang diberikan pada 23 Oktober 2019, oleh pemerintah Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tengah, mengunjungi resor Diamond Mountain di Kumgang, Korea Utara. Pejabat Korea Selatan mengkonfirmasi pada hari Jumat, 8 April 2022, bahwa Korea Utara sedang membongkar sebuah hotel milik Korea Selatan di resor Diamond Mountain dan meminta Korea Utara untuk menghentikan penghancuran

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pyongyang menghancurkan sebuah hotel milik Korea Selatan di sebuah resor di Korea Utara, yang merupakan salah satu simbol terakhir dari keterlibatan antar-Korea. Pejabat Seoul menyerukan kepada Korea Utara untuk menghentikan penghancuran dan "persekongkolan sepihak". 

Korea Selatan membangun puluhan fasilitas di resor Diamond Mountain, Korea Utara untuk mengakomodasi pariwisata selama 1990-an. Pada 2019 Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un pada tahun 2019 menyebut fasilitas Korea Selatan di resor tersebut "buruk" dan memerintahkan penghancuran. Korea Utara menunda pekerjaan pembongkaran pada 2020, karena menetapkan pembatasan sebagai bagian dari langkah-langkah ketat untuk mencegah Covod-19.

Baca Juga

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea pada Jumat (8/4/2022), mengatakan, Korea Utara sedang melanjutkan penghancuran Hotel Haegumgang. Hotel ini berada di area pantai, dan menjadi properti utama di antara puluhan fasilitas yang didirikan Korea Selatan untuk mengakomodasi tur Diamond Mountain, yang dimulai pada 1998.

Juru bicara Kementerian Unifikasi, Cha Deok-cheol, mengatakan, tidak diketahui apakah Korea Utara juga menghancurkan fasilitas lain di lokasi tersebut.  Dia mengatakan, Seoul sangat menyesali pembongkaran hotel secara sepihak oleh Korea Utara. Dia  mendesak Korea Utara untuk terlibat dalam pembicaraan dan menyelesaikan ketidaksepakatan atas properti Korea Selatan di lokasi tersebut.

Gambar satelit komersial menunjukkan pekerjaan pembongkaran telah berlangsung selama berminggu-minggu. Cha mengatakan, Seoul menggunakan saluran komunikasi antar-Korea untuk meminta penjelasan dan pembicaraan tentang masalah ini. Tetapi Korea Utara mengabaikan permintaan tersebut.

Tur Korea Selatan ke Diamond Mountain adalah simbol utama kerja sama antara Korea. Tur ini menjadi sumber pemasukan berharga untuk ekonomi Korea Utara. Korea Selatan menghentikan tur tersebut pada 2008, setelah seorang penjaga Korea Utara menembak mati seorang turis Korea Selatan.

Korea Selatan tidak dapat memulai kembali tur massal ke Diamond Mountain atau kegiatan ekonomi besar antar-Korea lainnya tanpa menentang sanksi, yang telah diperkuat sejak 2016, ketika Korea Utara mulai mempercepat uji coba nuklir dan misilnya.  Meskipun sanksi PBB tidak secara langsung melarang pariwisata, sanksi tersebut melarang transfer tunai dalam jumlah besar yang dapat dihasilkan dari kegiatan bisnis tersebut.

Selama diplomasi singkat pada 2018, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu Kim sebanyak tiga kali. Ketika itu, kedua pemimpin berjanji untuk memulai kembali tur Diamond Mountain, dan menyuarakan optimisme bahwa sanksi dapat berakhir.  Tetapi Korea Utara menangguhkan kerja sama dengan Korea Selatan, setelah diplomasi dengan Amerika Serikat tidak mencapai kesepakatan pada 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement