REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan gerakan Jawa Barat Cegah Tindakan Kekerasan (Jabar Cekas) di SMAN 4 Depok, Jumat (8/4/2022). Gerakan ini disebut bertujuan untuk menggaungkan kembali upaya pencegahan dan penanganan kekerasan kepada perempuan dan anak di wilayahnya.
Dia mengaku, prihatin atas kasus-kasus kekerasan kepada perempuan dan anak, khususnya di Jawa Barat. Terutama kasus kekerasan seksual Herry Wirawan terhadap 13 santrinya di Bandung belum lama ini.
"Ini menjadi preseden besar dan tentu kita tidak hanya diam memonitor urusan peradilannya, tapi kita harus menjadi masyarakat yang lebih cerdas, lebih bersiap terhadap kelemahan kita sebagai manusia," ujarnya.
Gerakan Jabar Cekas ini akan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah hingga media. Melalui gerakan ini, dia berharap, masyarakat Jawa Barat berani mencegah, maju, bicara, bergerak, berpihak kepada korban, melapor, melindungi, melawan, menolak, dan berkata tidak pada tindak kekerasan.
Dia mengakui, akibat kasus oknum guru pondok pesantren tersebut, banyak warganya yang mengeluh khawatir untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan serupa. Untuk itu, upaya bersama perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
"Yang mengemuka, suka-tidak suka, setuju-tidak setuju ternyata banyak terjadi di pendidikan keagamaan. Sehingga, banyak orang tua lapor ke saya menjadi khawatir menitipkan pendidikan berasrama menjadi khawatir saat ini. Ini bahaya," katanya.
"Oleh karena itu, kita harus balikkan lagi kepercayaan para orang tua yang sudah mengandung, melahirkan dan mendidik anak anaknya kepada institusi-institusi pendidikan yang seharusnya membuat rasa tenang," tambahnya.
Melalui berbagai upaya, ke depannya dia berharap, tidak terjadi lagi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat. "Mudah-mudahan, mulai hari ini sejak ada gerakan Jabar Cekas ini, Jawa Barat tidak ada lagi terdengar berita-berita, peristiwa-peristiwa kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik di ruang privat, di keluarga maupun di ruang publik, pendidikan. Karena mulai hari ini semua bergerak untuk saling mengingatkan," ujarnya.