REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menegaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang yang pelit harta, tenaga dan pikiran. Alquran juga menjelaskan bahwa mereka yang pelit harta, tenaga dan pikiran adalah orang sombong dan takabur atau membanggakan diri. Hal ini dijelaskan dalam tafsir Surah An-Nisa Ayat 37.
Bahkan dalam hadist, Nabi Muhammad SAW menyeru umat manusia untuk menjauhi sifat pelit. Karena sifat pelit yang membinsakan orang-orang terdahulu.
ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚ
(yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan. (QS An-Nisa: 37)
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat sebelumnya, dijelaskan bahwa Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Pada ayat ini, dijelaskan bahwa orang yang sombong dan takabur itu perbuatannya bakhil (pelit) dan tidak mau berbuat kebaikan sebagaimana yang telah diperintahkan Allah.
Orang sombong dan takabur yang pelit tidak mau memberikan pertolongan dengan harta, tenaga dan pikiran untuk kemaslahatan sesama manusia.
Di samping pelit, mereka mempengaruhi orang lain untuk berlaku pelit juga, agar orang lain tidak mengeluarkan hartanya untuk menolong orang yang perlu ditolong. Di dalam hati mereka tersimpan sifat tamak kepada harta benda. Biar orang lain hidup melarat dan sengsara, asal mereka dapat hidup senang dan bermegah-megah.
Mereka menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Mereka berpura-pura seperti orang yang selalu dalam kesempitan dan kekurangan. Mereka yang seperti itu termasuk manusia yang tidak bersyukur kepada Allah, mereka adalah orang yang kafir atas nikmat Allah.
Bagi orang kafir, Allah menyediakan siksa yang menghinakan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا
Rasulullah SAW berkhutbah, beliau bersabda, "Jauhilah sifat pelit, karena sesungguhnya yang membinasakan orang sebelum kalian adalah sifat pelit. Mereka diperintahkan untuk bersifat bakhil maka merekapun bersifat bakhil dan mereka diperintahkan untuk memutuskan hubungan kekerabatan maka merekapun memutuskan hubungan kekerabatan, dan mereka diperintahkan untuk berbuat dosa maka merekapun berbuat dosa." (HR Abu Dawud)