REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hingga 65 persen penduduk Afrika telah terinfeksi SARS-CoV-2. WHO memperkirakan jumlah kasus Covid-19 di sana sebenarnya mungkin hampir 100 kali lebih banyak daripada yang selama ini dilaporkan.
Dalam analisis baru yang dirilis Kamis (7/4/2022), WHO meninjau 151 studi Covid-19 di Afrika berdasarkan sampel darah warga pada periode Januari 2020 hingga Desember 2021. September 2021 lalu, sekitar 65 persen orang yang dites diketahui terpapar Covid-19.
Itu berarti ada sekitar 800 juta infeksi. Sementara itu, hanya sekitar delapan juta kasus yang dilaporkan secara resmi ke WHO selama periode tersebut.
"Penghitungan yang berkurang ini terjadi di seluruh dunia dan tidak mengherankan bahwa jumlahnya sangat besar di Afrika, di mana ada begitu banyak kasus tanpa gejala," kata Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti.
Analisis WHO menemukan bahwa sebanyak 67 persen pasien Covid-19 di Afrika tak menunjukkan gejala ketika terinfeksi penyakit. Persentase itu lebih tinggi daripada wilayah dunia lainnya. Meskipun ada peringatan berulang kali bahwa virus corona akan melumpuhkan Afrika, benua itu termasuk yang paling sedikit terdampak pandemi.
Dalam analisis barunya, WHO mengatakan kasus Covid-19 lebih ringan yang terlihat di Afrika sebagian disebabkan oleh proporsi orang dengan faktor risiko mendasar yang jauh lebih sedikit. Faktor itu antara lain mengidap tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.