REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Rivalitas antara Manchester City dan Liverpool yang mulai tajam setidaknya dalam lima tahun terakhir kembali meruncing pada musim ini. Bahkan, pada musim ini, tidak hanya di satu kompetisi, The Reds dan The Citizens akan saling sikut di dua kompetisi berbeda, Liga Primer Inggris dan Piala FA.
Dalam rentang waktu tujuh hari, Manchester City akan dua kali berhadapan dengan Liverpool. Diawali lawatan Liverpool ke kandang City di laga pada pekan ke-31 Liga Primer Inggris, Ahad (10/4) malam WIB, kemudian diikuti dengan duel keduanya di Stadion Wembley dalam babak semifinal Piala FA, Sabtu (16/4) waktu setempat.
Di dua kompetisi tersebut, Liverpool dan City pun memiliki peluang untuk bisa meraih titel juara. Sorotan terbesar pada akhir pekan ini pun tentu saja tertuju ke Stadion Etihad, markas Manchester City. Di stadion berkapasitas lebih dari 50 ribu penonton itu, wajah persaingan gelar juara Liga Primer Inggris berpotensi berubah.
City, yang memimpin klasemen sementara Liga Primer Inggris sejak awal Desember terancam kehilangan posisi tersebut apabila gagal membungkam tamunya, Liverpool, di laga ini. Di sisi lain, The Reds akan kehilangan momentum dalam upaya menyalip City dalam perebutan gelar juara Liga Primer Inggris jika gagal mencuri angka di laga ini.
Maklum, dua tim teratas di klasemen sementara Liga Primer Inggris itu hanya terpaut satu poin. The Citizens tercatat masih unggul satu poin atas The Reds, yang berada di peringkat kedua. Dengan tinggal menyisakan delapan laga sisa di Liga Primer Inggris musim ini, laga ini menjadi titik krusial buat kedua tim untuk bisa terus menjaga peluang finish di peringkat teratas klasemen akhir Liga Primer Inggris.
Ini sebenarnya bukan pertama kalinya Liverpool dan City saling berhadapan saat tengah menempati dua posisi teratas klasemen sementara Liga Primer Inggris. Selain pernah terjadi pada Oktober 2018, kala kedua tim bermain imbang, situasi serupa terjadi pada Juli 2020. Saat itu, City mengalahkan Liverpool, 4-0.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, boleh saja menyebut, laga di Stadion Etihad ini bukanlah penentu dari persaingan perebutan gelar juara Liga Primer Inggris. Namun, hasil di laga ini akan memiliki arti penting buat Liverpool untuk menempatkan diri untuk berada di posisi lebih baik dalam persaingan perebutan gelar juara. Pun sebagai upaya buat Liverpool untuk menjaga momentum dan kepercayaan diri para penggawa The Reds di tujuh laga pamungkas Liga Primer Inggris musim ini. Apalagi, Liverpool tengah berada dalam tren positif penampilan usai memetik kemenangan beruntun di lima laga terakhir di semua ajang seraya menjaga asa untuk meraih empat gelar sekaligus pada musim ini.
Menilik riwayat persaingan dengan City, Klopp sadar dengan level lawan yang akan dihadapinya di laga ini. Tidak hanya dibekali pemain-pemain berkualitas dunia, Klopp menyebut, kehadiran Pep Guardiola di kursi pelatih juga memberikan perbedaan tersendiri buat kekuatan The Citizens.
''Kami akan menghadapi salah satu tim terbaik di dunia. Kombinasi pemain-pemain berkualitas dengan kehadiran pelatih terbaik di dunia saat ini (Guardiola) menambah tingkat kesulitan laga ini. Namun, mereka juga manusia dan kemampuan kami tidak terlalu buruk. Kami akan terus memberikan persaingan kepada mereka,'' kata Klopp seperti dilansir laman resmi klub, Jumat (8/4).
Kendati begitu, Liverpool memiliki catatan kurang memuaskan saat bertandang ke Stadion Etihad. Sejak 2015 silam, The Reds tercatat tidak pernah menang saat melawat ke Stadion Etihad di pentas Liga Primer Inggris. Dari 12 kunjungan terakhir ke markas City tersebut, Liverpool menelan tujuh kekalahan dan empat hasil imbang.
Namun, The Reds bukan tanpa modal. Rentetan kemenangan di 10 laga terakhir Liga Primer Inggris tentu menjadi modal terbesar The Reds di laga ini. Torehan impresif ini pula yang berhasil membawa Liverpool akhirnya bisa memangkas jarak poin dengan City dan kembali memanaskan persaingan perebutan gelar juara LIga Primer Inggris musim ini.
Di sisi lain, tim tuan rumah akan menyambut The Reds dengan antusiasme. Keberhasilan kembali ke trek kemenangan lewat kemenangan, 2-0, atas Burnley, menjadi sinyal kebangkitan City usai ditahan imbang Crystal Palace, pertengahan bulan lalu. Begitu pula dengan kesuksesan membungkam Atletico Madrid, 1-0, di leg pertama babak perempat final Liga Champions, tengah pekan ini.
Pelatih City, Pep Guardiola, mengakui, ada sedikit tekanan yang dirasakan anak-anak asuhnya untuk bisa mempetahankan laju positif ini. Namun, tekanan ini, tutur Guardiola, tentu juga akan dirasakan oleh Liverpool.
Guardiola pun menegaskan, alih-alih dianggap bakal mengganggu performa The Citizens, tekanan dan ekpektasi itu telah dikelola dengan baik oleh para penggawa City menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab. Mentalitas ini yang agaknya dipersiapkan Guardiola di sisa Liga Primer Inggris musim ini, termasuk di laga kontra Liverpool.
''Tentu, para pemain merasakan tekanan, tapi mereka (Liverpool) juga merasakan tekanan itu. Mereka tahu betapa sulitnya menghadapi kami. Kini, kami berada di fase terakhir kompetisi dan masih bersaing untuk meraih gelar juara. Para pemain sudah paham, begitu kami kalah, kami akan kehilanga peluang gelar juara. Karena itu, para pemain telah bersiap,'' tutur pelatih asal Spanyol itu seperti dilansir laman resmi klub.