Sabtu 09 Apr 2022 08:37 WIB

BNPT: Sinergi, Koordinasi, Komunikasi Kunci Suksesnya Deradikalisasi

Keberhasilan tujuh napiter kembali ke NKRI itu berkat sinergi BNPT dan semua pihak.

Seorang eks napi teroris membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang eks napi teroris membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Mayjen TNI Nisan Setiadi SE mengatakan sinergi, koordinasi, komunikasi yang baik dan kuat menjadi kunci keberhasilan deradikalisasi narapidana terorisme (napiter). "Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Pasal 43D Ayat (1), dalam pelaksanaan deradikalisasi di Indonesia, BNPT memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, baik kementerian/lembaga, akademi, maupun stakeholder terkait. Kerja sama ini akan berjalan efektif bila terdapat persepsi yang sama sehingga kegiatan dalam berbagai tahapan deradikalisasi dapat terlaksana maksimal," ujar Nisan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (9/4/2022).

Nisan juga menyebut keberhasilan tujuh napiter penghuni Lapas Kelas 1 Surabaya, termasuk mantan dedengkot Al-Qaeda dan tokoh utama Bom Bali, Umar Patek, kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini karena kerja sama semua pihak terkait. Hal itu diungkapkan Nisan Setiadi saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka silaturahim dengan napiter dan petugas Lembaga Pemasyarakatan di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jumat (8/4). 

Baca Juga

Acara itu dihadiri Kasubdit Bina Dalam Lapas BNPT Kolonel CZI Roedy Widodo, Kalapas Kelas 1 Surabaya Jalu Yuswo Panjang, juga ketujuh napiter di atas. Nisan mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan implementasi kerja sama dalam meningkatkan sinergi, koordinasi, dan komunikasi antara BNPT dengan Kementerian terkait.

Dia berharap peran aktif dari kementerian/lembaga terkait dalam program deradikalisasi dapat semakin mengoptimalkan keberhasilan program tersebut. Kalapas Kelas 1 Surabaya Jalu Yuswo Panjang menambahkan bahwa kerja sama pihaknya dengan BNPT ini sangat luar biasa dan dalam waktu panjang dalam menjalankan program deradikalisasi. Ia mengaku program itu tidak mudah.

"Keberhasilan tujuh napiter kembali ke NKRI itu berkat sinergi dan saling support yang kuat dari kami dan BNPT. Mudah-mudahan ini terus terjaga," ujarnya menegaskan.

Dia menyampaikan bahwa Umar Patek dan kawan kawan sudah pantas untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. Itu intinya, mereka sudah cukup baik. "Kami sehari-hari dengan mereka. Kami dengan mereka sama yang membedakan kami badannya di luar tapi pikiran-nya di dalam, tapi mereka badannya di sini tapi pikiran-nya di luar," tutur Jalu.

Sementara Umar Patek mewakili rekan-rekannya mengaku bersyukur bersyukur kepada Allah dan terima kasih atas kunjungan Deputi I BNPT atas kesediaannya mengunjungi mereka di Lapas. Sekalipun diakui mereka adalah orang-orang yang pernah berbuat salah, berbuat dosa.

"Beliau ini masih mau memperhatikan kami. Harapannya kepada napiter di Indonesia di tempat lain bisa dikunjungi. Pada hakekat-nya napiter dan mantan napiter adalah manusia biasa memiliki hati. Mereka bukan makan batu atau besi, tapi makan nasi, sama seperti manusia lain," ucap Umar Patek.

Ia yakin bisa para napiter dirangkul, insya Allah mereka mau menjadi NKRI. Kemudian saling bekerja sama di bawah satu atap untuk menjaga perdamaian dan keutuhan Indonesia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement