Jombang - Di Kabupaten Jombang, tren fashion untuk Ramadaan dan Lebaran tahun ini masih belum berubah. Mayoritas masyarakat masih memburu model kaftan sebagai baju baru yang nantinya dipakai saat Idul Fitri 1443 Hijriyah.
Bahkan setiap tahunnya, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, kaftan menjadi bestseller. Berbagai modifikasi gaya kaftan terbaru, terus berganti setiap tahunnya dengan variasi bahan dan motif.
“Karena kaftan ini identik sekali dengan hari raya,” ujar pemilik Dhyhijab, Indianin ditemui di tempat bisnisnya, Sabtu (9/4/2022).
Sedangkan untuk pilihan warna, favorit masyarakat adalah warna-warna basic. Sebab warna tersebut mudah dipadukan dengan outfit apapun.
“Terus bisa dipakai untuk acara apa saja,” bebernya.
Mahasiswi lulusan teknik pengairan Universitas Brawijaya Malang ini menjelaskan, kaftan biasanya sering dipakai untuk seragam keluarga. Namun hal itu tergantung dengan variasi setiap detailnya.
“Efeknya itu simple, tapi sudah keluar febs hari rayanya. Nah ini bahannya biasanya loose kayak gini,” paparnya.
Kaftan biasanya terbuat dari berbagai macam bahan. Seperti mosecrip, silky, dan seruty. Untuk seruty, biasanya lebih jatuh dan swing-swing. Tapi minusnya harus pakai iner. Biasanya orang-orang lebih prifer untuk yang silky, karena efeknya lebih mewah dan mosecrip karena efeknya lebih casual.
Sedangkan untuk jilbab, dari tahun ke tahun yang menjadi bestseller adalah bellasquer. Basic dan pilihan warnanya sangat banyak. Jadi selain bisa digunakan untuk hari raya, bisa juga untuk acara keseharian atau delay activity.
Untuk mendapatkan busana muslim yang masih menjadi tren ini, masyarakat tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Harganya murah dan terjangkau, namun kesan mewah sudah bisa didapatkan.
“Bellascuarenya cukup Rp18 ribu. Sedangkan untuk dresnya, kaftannya cuma Rp130 ribu. Ini bervariasi ya, mas. Tergantung dari detailnya dan zipernya,” tegasnya.
Ditanya kondisi pembeli di Butik Dhyhijab pada Ramadhan tahun ini seperti apa, Indi mengaku masih sepi. Sebab pada minggu pertama hingga kedua Ramadan, biasanya masyarakat lebih konsumtif di bidang kuliner.
“Dua pekan terakhir biasanya pelanggan di bidang fashion itu membludak. Jadi kami antisipasi satu atau dua pekan ke depan akan terjadi lonjakan pelanggan,” pungkas perempuan yang sudah menggeluti bisnis fashion sejak 7 tahun silam.