Ahad 10 Apr 2022 00:15 WIB

Studi Ungkap Jenis Kekebalan Paling Ampuh Lawan Covid-19

Studi ungkap ada jenis kekebalan yang terbaik melawan Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Studi ungkap ada jenis kekebalan yang terbaik melawan Covid-19.
Foto: www.freepik.com.
Studi ungkap ada jenis kekebalan yang terbaik melawan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendapatkan vaksinasinasi menjadi cara agar orang terlindung dari Covid-19. Jika kekebalan kelompok telah tercapai, maka semakin banyak orang punya kekebalan dalam melawan virus.

Menurut dua studi baru, orang dengan 'kekebalan hibrida' yang telah divaksinasi penuh dan sebelumnya terinfeksi Covid-19 memiliki perlindungan terkuat terhadap virus. Setelah dua tahun pandemi yang telah menyebabkan hampir 500 juta infeksi dan miliaran vaksinasi, kini studi menyoroti pentingnya vaksin bagi mereka yang memiliki kekebalan alami setelah pulih dari penyakit.

Baca Juga

Salah satu dari dua penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet Infectious Diseases menganalisis data kesehatan lebih dari 200.000 orang pada 2020 dan 2021. Studi turut dilakukan di Brasil yang notabene terkena dampak parah, dengan angka kematian Covid terbesar kedua di dunia.

Ditemukan bahwa cakupan vaksin Pfizer dan AstraZeneca, menawarkan efektivitas 90 persen terhadap rawat inap dan kematian. Lalu vaksin CoronaVac China l 81 persen dan satu kali suntikan Johnson & Johnson memiliki 58 persen.

“Keempat vaksin ini telah terbukti memberikan perlindungan ekstra yang signifikan bagi mereka yang memiliki infeksi Covid-19 sebelumnya,” kata penulis studi Julio Croda dari Federal University of Mato Grosso do Sul, dikutip dari Science Alert, Ahad (10/4/2022).

Kekebalan hibrida yang tercipta dari paparan infeksi alami dan vaksinasi, kemungkinan akan menjadi norma secara global dan memberikan perlindungan jangka panjang bahkan terhadap varian yang muncul, menurut Pramod Kumar Garg dari India's Translational Health Science and Technology Institute.

Sementara itu, sebuah penelitian yang menggunakan register nasional Swedia hingga Oktober 2021 menemukan bahwa orang yang pulih dari infeksi mempertahankan tingkat perlindungan tinggi terhadap infeksi ulang hingga 20 bulan. Kemudian orang dengan kekebalan hibrida, penerima dua dosis vaksin, dan imun dari infeksi sebelumnya, memiliki risiko infeksi ulang 66 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya memiliki kekebalan alami.

Paul Hunter, l profesor kedokteran di University of East Anglia yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada AFP bahwa 20 bulan perlindungan yang sangat baik dari kekebalan alami jauh lebih baik daripada yang djharapkan untuk dua dosis vaksin. Tetapi dia memperingatkan bahwa kedua studi diselesaikan sebelum varian Omicron menjadi dominan di seluruh dunia, dan bahwa itu secara khusus menurunkan nilai perlindungan dari infeksi sebelumnya.

Sebuah studi di Qatar yang diterbitkan di situs web pra-publikasi medRxiv pekan lalu memberikan wawasan tentang perlindungan yang ditawarkan oleh kekebalan hibrida terhadap Omicron. Ditemukan bahwa tiga dosis vaksin memiliki efektivitas 52 persen terhadap infeksi simtomatik dari subvarian BA.2 Omicron, tetapi jumlah itu melonjak menjadi 77 persen ketika pasien sebelumnya telah terinfeksi.

Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan bahwa kekebalan hibrida yang dihasilkan dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi booster baru-baru ini memberikan perlindungan yang paling kuat terhadap subvarian BA.1 dan BA.2.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement