Ahad 10 Apr 2022 00:40 WIB

Seorang Warga Palestina Meninggal dalam Serangan Israel di Pengungsian

Tentara Israel menembak mati seorang pengungsi Palestina di Tepi Barat, Palestina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nora Azizah
Tentara Israel menembak mati seorang pengungsi Palestina di Tepi Barat, Palestina.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Tentara Israel menembak mati seorang pengungsi Palestina di Tepi Barat, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Pasukan keamanan Israel menembak mati seorang warga Palestina pada Sabtu (9/4/2022) di kamp pengungsi Tepi Barat Jenin, Palestina. Tembakan gas air mata memulai seeangan tentara Israel ke kamp pengungsi di Jenin, Tepi Barat dengan alasan mencari pelaku kriminal dibalik serangan di kota Tel Aviv baru-baru ini.

Laporan dari kementerian kesehatan Palestina, serangan tentara Israel itu telah membunuh pemuda Palestina 28 tahun, bernama Raad Hazem. Sumber berita dari AFP, dikutip Ahad (10/4/2022), tentara Israel mengatakan kepada AFP bahwa operasi militer mencari pemuda yang bersenjata diduga melakukan penembakan di klub malam di distrik Tel Aviv, pada Kamis dua hari sebelumnya.

Baca Juga

Israel mengklaim serangan brutal kepada warganya itu telah menewaskan tiga orang dan melukai belasan warga Israel lainnya. Sedangkan dari serangan tengara Israel di kamp Jenin, pada Sabtu, Kementerian kesehatan Palestina mengatakan lima lainnya terluka akibat tembakan Israel.

Setelah serangan di Tel Aviv pada Kamis lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dia telah memberi badan keamanan tentara Israel kebebasan penuh untuk mencari pelaku dibalik berbagai kekerasan kepada warga Israel sejak 22 Maret 2021.

"Tidak ada dan tidak akan ada batasan untuk perang ini," kata Bennett, Jumat lalu, berbicara beberapa jam setelah pria bersenjata itu melepaskan tembakan ke sebuah jalan bar dan restoran yang dipenuhi warga Israel.

"Kami memberikan kebebasan penuh untuk bertindak kepada tentara, Shin Bet (badan keamanan domestik) dan semua pasukan keamanan untuk mengalahkan teror," tambahnya.

Israel mengklaim 14 orang tewas dalam serangan di Tel Aviv, Israel sejak 22 Maret lalu. Israel menuduh beberapa pelaku penyerangan terkait atau terinspirasi oleh kelompok teroris Negara Islam. Namun yang cukup disayangkan, klaim Israel ini juga telah menewaskan lebih dari 10 warga Palestina selama periode yang sama, atas tuduhan sebagai pelaku penyerangan, tanpa bukti yang jelas.

Gerakan Pejuang Islam Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan kelompok Jihad Islam sempat menyinggung serangan ke Tel Aviv, yang kemudian justru mendapat kecaman dari PBB, padahal Hamas dan Kelompok Jihad Islam menegaskan mereka tidak ikut dalam serangan itu dan tidak bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan mematikan hari Kamis di Tel Aviv itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan selama bulan suci Ramadhan. Tahun lalu selama Ramadhan, tentara Israel terus memprovokasi agar terjadi bentrokan.

Pada akhirnya bentrokan terjadi antara pasukan Israel dan warga Palestina yang mengunjungi masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur. Wilayah yang sempat dicaplok Israel ini, telah menyebabkan 11 hari konflik yang menghancurkan antara Israel dan Hamas.

Kamp Jenin telah menjadi titik kobaran perjuangan warga Palestina, melalui konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama. Awal bulan ini pasukan keamanan Israel membunuh tiga gerilyawan Jihad Islam ketika mereka diserang selama operasi untuk menangkap mereka di Jenin.

Serangan itu, di mana empat tentara Israel terluka, menyusul serangan mematikan lainnya pada 29 Maret di Bnei Brak, sebuah kota Yahudi Ortodoks dekat Tel Aviv. Dalam serangan itu, seorang warga Palestina dengan senapan serbu menewaskan dua warga Israel, dua warga negara Ukraina dan seorang polisi Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement