Selasa 03 May 2022 01:54 WIB

Astronom Temukan Planet Lahir dengan Cara yang tak Sesuai Teori

Planet AB Aurigae b terbentuk dengan cara yang sulit diuraikan dengan teori.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
AB Aurigae b sebuah planet gas raksasa yang pembentukannya tak lazim dan menantang para ahli astronomi
Foto: nasa/esa
AB Aurigae b sebuah planet gas raksasa yang pembentukannya tak lazim dan menantang para ahli astronomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan eksoplanet gas raksasa yang masih dalam proses pembentukan dapat mengubah pemahaman tentang pembentukan planet. Protoplanet tersebut diberi nama AB Aurigae b.

Protoplanet ini tampaknya terbentuk pada jarak yang jauh dari bintangnya, AB Aurigae dan berkumpul dengan cara yang agak tidak biasa.

Baca Juga

Bukti menunjukkan planet ini terbentuk melalui keruntuhan gravitasi awan gas dari atas ke bawah, alih-alih model bottom-up yang lebih umum diterima, di mana planet terbentuk dari akumulasi debu dan batu secara bertahap. Ini mendukung gagasan bahwa ada banyak jalur untuk pembentukan, menunjukkan keragaman yang kaya dan menakjubkan dari sistem planet di Bima Sakti.

AB Aurigae telah dipelajari secara intensif dalam beberapa tahun terakhir. AB Aurigae adalah bintang yang sangat muda, masih membentuk dirinya sendiri, tidak lebih dari lima juta tahun (Matahari berusia 4,6 miliar tahun).

Bintang itu masih dikelilingi oleh piringan gas dan debu yang tebal dan bergejolak. Ketika protobintang tumbuh, gas dan debu inilah yang memberi makan pertumbuhan itu. Karena bintangnya relatif dekat-hanya berjarak 508 tahun cahaya, ini adalah laboratorium yang sangat baik untuk mempelajari pembentukan sistem planet.

Apa yang tersisa dari piringan itu akan terus membentuk elemen lain yang membentuk sistem planet-planet, dan objek yang lebih kecil seperti asteroid, planet kerdil, komet, dan bebatuan lainnya.

Teori pembentukan planet

Menurut pemahaman kita saat ini tentang pembentukan planet, objek yang lebih kecil ini dapat mulai membentuk planet dalam apa yang disebut model akresi inti. Dalam model ini, potongan-potongan batu di piringan debu dan gas protoplanet saling menempel, pertama melalui gaya elektrostatik, kemudian melalui gravitasi, membentuk benda yang lebih besar dan lebih besar, membangun sebuah planet dari bawah ke atas. Exoplanet yang dihasilkan memiliki inti padat, yang bentuknya relatif dingin dan redup.

Model lain untuk pembentukan planet dikenal sebagai model ketidakstabilan piringan. Agar sebuah planet terbentuk dengan cara ini, piringan protoplanet yang mendingin menyebabkan ketidakstabilan gravitasi dan pecah.

Bagian dari piringan kemudian secara gravitasi runtuh langsung menjadi raksasa gas. Dalam model ini, exoplanet tidak memiliki inti padat, dan terbentuk lebih panas dan lebih cerah.

Apa yang terjadi di piringan AB Aurigae, sebuah protobintang yang massanya sekitar 2,4 kali massa Matahari, sulit untuk diurai. Pertama, para astronom mengira mereka melihat sebuah eksoplanet terbentuk pada jarak yang mirip dengan Neptunus. Penafsiran itu kemudian dipertanyakan oleh astronom lain, yang mengatakan bahwa objek tersebut bisa menjadi bintang kedua.

Dalam sebuah studi baru yang dipimpin oleh astrofisikawan Thayne Currie dari National Astronomical Ibservatory of Japan’s Subaru Telescope, sebuah tim ilmuwan menggunakan Subaru dan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk melakukan pengamatan yang lebih rinci terhadap bintang tersebut.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement