REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup bertetangga menjadi salah satu ciri khas dalam masyarakat Muslim. Alquran dan sunah menaruh perhatian besar kepada hak-hak tetangga.
Terlebih, selama Ramadhan yang mulia ini, ada ekstra pahala bagi kita yang berbagi menu berbuka puasa kepada tetangga. Pertama, berbuat baik kepada tetangga. Kedua, pahala memberikan makanan kepada orang berbuka.
Secara eksplisit, Allah SWT bahkan menyuruh kita untuk berbuat baik kepada tetangga baik yang jauh maupun dekat. Begitu pun sunah Rasulullah SAW yang memperlihatkan bahwa Jibril selalu berwasiat tentang hak tetangga.Sampai-sampai, beliau SAW menyangka jika Allah menjadikan tetangga sebagai ahli waris.
Para ulama berbeda pendapat mengenai definisi tetangga. Aisyah RA menjelaskan, tetangga ialah 40 rumah ke semua penjuru. Sementara Ali Kwa berpendapat, tetangga ialah yang mendengar panggilan. Yakni, setiap yang sampai kepadanya suara azan tanpa menggunakan alat pembesar suara (sound system).
Lantas, bagaimana perintah Alquran dan sunah untuk menata hidup bertetangga?