Senin 11 Apr 2022 07:25 WIB

PLO dan Fatah: PM Israel Perintahkan Pasukannya untuk Membunuh

PM Israel memerintahkan pasukannya untuk membunuh warga Palestina

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memerintahkan pasukannya untuk membunuh warga Palestina.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memerintahkan pasukannya untuk membunuh warga Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Anggota Komite Eksekutif organisasi pembebasan Palestina (PLO) dan anggota partai Fatah Hussein al-Sheikh menyebut Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett memerintahkan pasukannya membunuh warga Palestina. Pernyataan bersama ini sebagai reaksi dari instruksi Naftali Bennett untuk beroperasi tanpa batasan di Tepi Barat.

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional dengan semua institusinya untuk mencegah gangguan ini dan memberikan tekanan untuk menghentikannya,” katanya dalam sebuah tweet dilansir dari Wafa News, Ahad (10/4/2022).

Sebelumnya, Bennett memberikan badan-badan keamanan kebebasan penuh operasi untuk mengekang kekerasan yang meningkat. Ini disampaikan setelah serangan mematikan terbaru melihat seorang pria bersenjata Palestina membunuh dua pria di daerah kehidupan malam yang populer.

"Tidak ada dan tidak akan ada batasan untuk perang ini. Kami memberikan kebebasan penuh untuk bertindak kepada tentara, Shin Bet (badan keamanan domestik) dan semua pasukan keamanan untuk mengalahkan teror," katanya dalam pidato publik di kota pesisir Israel.

Sepekan memasuki bulan suci Ramadhan, sebuah situs di Yerusalem, Gerbang Damaskus, justru tidak menampilkan suasana suka cita bulan suci. Wilayah itu seperti diselimuti ketakutan akan konfrontasi dan kekerasan seperti tahun sebelumnya.

Israel mengerahkan pasukan keamanan ekstra ke daerah itu setelah serangkaian serangan yang dituduhkan ke warga Palestina kepada Israel tersebut. Suasana Ramadhan menjadi mencekam di wilayah itu, padahal warga Palestina berharap dapat melewati Ramadhan tahun ini dengan tenang dan damai meskipun ada ketegangan politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement