Senin 11 Apr 2022 10:05 WIB

Pasukan Israel Tembak Mati Dua Wanita Palestina

Tidak ada senjata yang ditemukan di tubuh seorang wanita Palestina yang ditembak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Petugas polisi perbatasan Israel berjaga-jaga selama bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina
Foto: AP/Mahmoud Illean
Petugas polisi perbatasan Israel berjaga-jaga selama bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel menembak mati dua wanita Palestina pada Ahad (10/4/2022). Seorang wanita Palestina berlari ke arah pasukan, sementara wanita lainnya menikam seorang tentara Israel dalam insiden terpisah di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Di Betlehem, tidak ada senjata yang ditemukan di tubuh seorang wanita Palestina yang ditembak. Militer Israel mengatakan, wanita itu ditembak setelah mengabaikan seruan tentara dan tembakan peringatan untuk berhenti berlari ke arah mereka. Militer Israel menambahkan bahwa, pihaknya telah memulai penyelidikan.

Beberapa jam kemudian, seorang wanita Palestina yang memiliki pisau ditembak mati setelah dia melukai seorang polisi perbatasan paramiliter di Hebron. Tepatnya di luar Masjid al-Ibrahimi.

Pasukan Israel berada dalam siaga tinggi menyusul serangan oleh tiga anggota minoritas Arab Israel dan dua warga Palestina dari Tepi Barat, yang telah menewaskan 14 orang di Israel sejak akhir Maret.  Lebih dari 20 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan militan bersenjata, telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak Januari. Sementara warga Palestina telah melaporkan peningkatan kekerasan oleh pemukim Israel di Tepi Barat.

Seorang pejabat senior Palestina, Hussein al-Sheikh, mengatakan, peningkatan eskalasi disebabkan oleh perluasan permukiman Israel di tanah pendudukan yang diinginkan warga Palestina untuk sebuah negara. Termasuk kunjungan sayap kanan Israel ke kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, penyerang Arab berusaha menghancurkan Israel. Pelaku tergerak oleh kebencian terhadap orang Yahudi dan Negara Israel.

Pasukan Israel telah meningkatkan serangan di sekitar kota Jenin, Tepi Barat. Mereka berupaya untuk mencoba menggagalkan gelombang baru terorisme. Pertumpahan darah terjadi bertepatan dengan dimulainya bulan suci Ramadhan. Hal ini mengingatkan ketika kekerasan Israel-Palestina meletus pada Mei tahun lalu, yang kemudian berubah menjadi perang 11 hari antara militan Gaza dan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement