REPUBLIKA.CO.ID., KARACHI -- Parlemen Pakistan akan memilih perdana menteri baru pada Senin (11/4/2022) setelah penggulingan Perdana Menteri Imran Khan dalam mosi tidak percaya.
Sharif telah menyerukan untuk meningkatkan hubungan dengan AS, menyebut mereka penting bagi Pakistan, sebuah penyimpangan nyata dari pandangan dingin Khan mengenai Washington, yang ia tuduh mengatur penggulingannya.
Sementara itu Partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), telah menominasikan mantan Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi untuk jabatan perdana menteri.
Qureshi, yang merupakan wakil ketua PTI, adalah tokoh terkemuka dalam pemerintahan Khan, memimpin upaya Islamabad untuk mengukir ruangnya sendiri dalam geopolitik regional dan global yang berubah dengan cepat.
Salah satu kandidat perlu mendapatkan minimal 172 suara di Majelis Nasional yang beranggotakan 342 orang, majelis rendah parlemen Pakistan.
Aliansi oposisi yang menggulingkan Khan dengan 174 suara tepat setelah Sabtu tengah malam mengklaim mendapat dukungan dari 176 anggota parlemen, bersama dengan sekitar 20 pembangkang PTI.
PTI dan sekutunya yang tersisa memiliki 142 suara, tidak termasuk 20 pembangkang, membuat kemenangan bagi Sharif hampir pasti.