REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengatur alokasi penggunaan bahan bakar minyak, khususnya solar pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2022. Hal itu supaya tidak terjadi kelangkaan saat akhir tahun.
Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana di Kulon Progo, Senin (11/4/2022), mengatakan berdasarkan evaluasi penggunaan bahan bakar minyak, mulai dari Pertalite, Pertamax, dan solar saat arus mudik dan arus balik, penggunaan signifikan sehingga ada penambahan alokasi, khususnya solar.
"Kami minta Dinas Perdagangan dan Perindustrian menghitung kembali kebutuhan alokasi bahan bakar (BBM) saat arus mudik hingga akhir tahun, supaya tidak ada kelangkaan. Tahun lalu, saat alokasi BBM difokuskan untuk mencukupi kebutuhan saat arus mudik dan balik Lebaran, terjadi kelangkaan pada akhir tahun," kata Fajar.
Ia mengatakan Kabupaten Kulon Progo ini berada di jalur selatan yang dilalui kendaraan truk-truk pengangkut barang, dan juga bus dan kendaraan pribadi. Sehingga Pemkab Kulon Progo tidak bisa membatasi kendaraan yang berhenti di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hal yang memungkinkan hanya mengatur penggunaan alokasi BBM dan pengajuan penambahan alokasi ke pusat.
Pengguna solar di Kulon Progo adalah petambak udang, nelayan, dan penambang, selebihnya truk pengangkut barang yang melintas di Kulon Progo.
"Mereka harus antre untuk mendapatkan solar, dan mencari ke daerah lain yang stoknya masih ada. Kami minta Dinas Perdagangan dan Perindustrian mengajukan penambahan alokasi ke pusat, supaya tidak terjadi kelangkaan BBM, solar setiap akhir tahun," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo Sudarna mengatakan pada 2022 ini, alokasi BBM jenis solar sebesar 20.548 kiloliter. Realisasi hingga 31 Maret sebesar 3.232 kiloliter, masih tersisa 17.316 kiloliter.
"Kami jamin alokasi BBM jenis solar aman. Namun menyangkut di lapangan terjadi antrean panjang memang perlu adanya penataan alokasi BBM setiap bulan," katanya.