Senin 11 Apr 2022 12:47 WIB

Jepang Usul Penggunaan Komputer Kuantum Domestik Pertama

AS, China dan negara lains edang bersaing membangun komputasi kuantum.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Prosesor komputer kuantum (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Prosesor komputer kuantum (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Demi memasuki perlombaan komputasi kuantum global, pemerintah Jepang menempatkan komputer kuantum pertama yang diproduksi dalam negeri ke dalam tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2023. Menurut sumber, strategi baru yang dilakukan termasuk rencana untuk mendirikan empat pusat penelitian kuantum di seluruh negeri.

Rencana tersebut dapat diselesaikan akhir bulan ini. Keputusan itu terjadi setelah Partai Demokrat Liberal yang berkuasa mengajukan proposal umum untuk memperluas investasi dalam teknologi baru seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan komputasi kuantum pada 24 Maret.

Baca Juga

Dilansir Japan Today, Senin (11/4/2022), Amerika Serikat, China dan negara-negara lain berada di tengah persaingan pembangunan yang ketat atas komputasi kuantum yang melakukan perhitungan dengan menggunakan sifat fisika kuantum pada skala partikel atom seperti elektron dan foton. Cara ini diharapkan dapat menghasilkan aplikasi termasuk untuk lebih efisien pada penelitian pengembangan obat baru dan kriptografi.

Basis penelitian komputasi kuantum yang diusulkan untuk meningkatkan daya saing negara dan mengembangkan pekerja yang mahir dengan teknologi adalah Universitas Tohoku, Universitas Pascasarjana Institut Sains dan Teknologi Okinawa, Institut Nasional Sains dan Teknologi Industri Lanjutan, dan Institut Nasional untuk Sains Quantum dan Teknologi (QST).

Strategi pemerintah bertujuan untuk dua hal. Yakni, 10 juta pengguna teknologi kuantum di Jepang pada tahun 2030 dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan penerapannya di berbagai bidang seperti kedokteran, pengembangan material baru, dan perbankan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement