REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia meminta semua pihak menghindari kekerasan dalam menghadapi demonstrasi mahasiswa dari perwakilan kampus seluruh Indonesia. Terlepas dari isu apa yang akan diangkat pada aksi demonstrasi tersebut, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan bahwa demo adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasi dan pendapatnya.
"Ini adalah bagian dari proses demokrasi, pemerintah sedianya memberi ruang bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa untuk memberi masukan terhadap jalannya pemerintahan," kata Sarbini kepada Republika.co.id, Ahad (10/4/2022) malam.
Seiring aksi demo yang dilakukan di tengah bulan Ramadhan, MER-C meminta agar semua pihak menghormati kesucian bulan ini dengan menghindari segala tindakan kekerasan.
"Kepada adik-adik mahasiswa dan juga masyarakat yang akan memperjuangkan aspirasinya kami imbau agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung, yang penting juga adalah tetap menjaga protocol kesehatan karena Covid-19 belum hilang," ujar Sarbini.
Sarbini juga mengingatkan agar peserta aksi mahasiswa mewaspadai terhadap gerakan penyusupan atau orang-orang yang mempunyai agenda terselubung yang akan menggembosi aksi tersebut.
"Kepada aparat keamanan yang akan bertugas menjaga aksi demo besok agar menghindari segala tindakan represif," ujarnya.
Mengantisipasi terjadinya korban pada aksi demo pada Senin (11/4/2022), MER-C sebagai organisasi kemanusiaan dan kegawatdaruratan medis akan menyiapkan ambulans dan tim relawan medis.
"Ini momen bersejarah bagi perjalanan demokrasi bangsa Indonesia. MER-C sebagai elemen anak bangsa, akan turut menyiagakan ambulans dan tim relawan medis untuk memberikan pertolongan kepada siapapun yang membutuhkan, baik mahasiswa, masyarakat maupun aparat keamanan. Bersama-sama kita menjaga proses demokrasi ini," ujarnya.
Baca juga : Khawatir Anak Ikut Demo, Orang Tua Diimbau Antar dan Jemput Anak Sekolah Hari Ini