Tips Aman Olahraga Saat Berpuasa
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Warga berolahraga di kawasan Taman Saparua, Kota Bandung, Ahad (3/4/2022). Pada hari pertama puasa Ramadhan, sejumlah warga tetap berolahraga untuk menjaga vitalitas tubuh serta menjaga tubuh agar tetap bugar. Foto: Republika/Abdan Syakura | Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan maksimal tentunya membutuhkan kondisi tubuh yang sehat dan bugar. Kondisi tubuh seperti ini salah satunya didapat dengan melakukan aktivitas olahraga yang cukup.
Olahraga saat puasa Ramadhan bukan sesuatu yang perlu ditakuti selama dilakukan dengan cara dan langkah yang benar. Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Andhika Raspati mengatakan, yang paling penting merupakan pemilihan waktu berolahraga.
Paling banyak orang berolahraga saat Ramadhan ini menjelang berbuka. Namun, tidak semua jenis olahraga bisa aman dilakukan saat waktu itu. Menjelang puasa olahraga yang dianjurkan intensitas rendah seperti jogging atau bersepeda.
Bukan tanpa alasan, ia menekankan, saat menjelang puasa kandungan glukosa dalam tubuh kita tinggal sedikit. Sehingga, akan berbahaya jika olahraga intensitas berat seperti lari cepat yang nantinya malah menghabiskan cadangan glukosa.
"Sehingga, olahraga paling baik saat menghabiskan cadangan lini satu di tubuh kita, yaitu lemak," kata Andhika dalam webinar Ramadhan Booster yang diadakan ImanImun dan CMIA Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (11/4/2022).
Namun, bukan berarti saat Ramadhan seseorang tidak boleh melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Andhika menjelaskan, waktu paling baik untuk melakukannya sesaat setelah berbuka. Ia menyarankan, saat buka makan manis terlebih dulu.
Kemudian, makan berat dikonsumsi setelah berolahraga. Banyak orang yang juga melakukan olahraga pada waktu ini karena merasa tubuh masih bugar dan berenergi banyak. Ia merasa, boleh saja dilakukan, namun olahraga berintensitas rendah.
"Gunanya agar tetap menjaga cadangan energi dan cairan hingga buka puasa nanti. Kombinasi intensitas ringan dan berat justru lebih baik lagi," ujar Andhika.
Maka itu, ia menyarankan, bagi yang menjalankan ibadah puasa bisa kombinasikan aktivitas olahraga. Misalnya, menjelang berbuka olahraga bersepeda dan setelah berbuka ditambah lari.
Namun, semua kembali ke kemampuan tubuh masing-masing. Andhika juga memberi tips guna menjaga cadangan cairan tubuh bisa cukup sampai berbuka.
Salah satunya jangan minum teh untuk sahur karena dari ilmu kedokteran, teh mengandung zat diuretic yang nantinya memicu tubuh untuk terus buang air. "Akibatnya, tubuh akan kehilangan cadangan cairan lebih cepat dari seharusnya," katanya.