Senin 11 Apr 2022 18:39 WIB

Presiden Chechnya: Rusia akan Serang Kota-Kota di Sekitar Kiev

Ukraina mengatakan telah mengerahkan pasukannya di daerah timur untuk hadapi serangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Sepasang suami istri berjalan di depan bangunan apartemen yang hancur di kota Borodyanka, Ukraina, pada Sabtu, 9 April 2022. Pasukan Rusia menduduki kota Borodyanka selama berminggu-minggu. Beberapa gedung apartemen hancur selama pertempuran antara pasukan Rusia dan pasukan Ukraina di kota sekitar 40 mil barat laut Kiev.
Foto: AP Photo/Petros Giannakouris
Sepasang suami istri berjalan di depan bangunan apartemen yang hancur di kota Borodyanka, Ukraina, pada Sabtu, 9 April 2022. Pasukan Rusia menduduki kota Borodyanka selama berminggu-minggu. Beberapa gedung apartemen hancur selama pertempuran antara pasukan Rusia dan pasukan Ukraina di kota sekitar 40 mil barat laut Kiev.

REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY -- Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan pada Senin (11/4/2022) pagi bahwa, pasukan Rusia akan menyerang kota-kota sekitar Kiev. Termasuk Kota Mariupol yang sudah terkepung.

"Akan ada serangan, tidak hanya di Mariupol, tetapi juga di tempat lain, kota dan desa. Luhansk dan Donetsk, kami akan sepenuhnya membebaskan di tempat pertama dan kemudian mengambil Kiev dan semua kota lainnya," kata Kadyrov dalam sebuah video yang diunggah di Telegramnya.

Baca Juga

Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai "prajurit kaki" Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengatakan, tidak ada keraguan tentang rencana serangan pasukan Rusia di Kiev.  

"Saya jamin, tidak ada satu langkah pun yang akan diambil kembali," kata Kadyrov.

Kadyrov telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak. Moskow berperang dua kali dengan separatis di Chechnya.

Chechnya adalah wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan. Sejak pecahnya Uni Soviet pada 1991, Rusia telah menggelontorkan sejumlah besar uang ke wilayah Chechnya untuk rekonstruksi, dan memberi Kadyrov otonomi yang luas.

Gempuran itu berlangsung saat pemimpin Austria berencana menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan ketika Amerika Serikat menjanjikan Ukraina "senjata-senjata yang diperlukan" untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia. Rusia tidak berhasil menguasai kota-kota utama sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. 

Ukraina mengatakan telah mengerahkan pasukannya di daerah timur untuk menghadapi serangan besar-besaran. Penduduk sudah diminta untuk mengungsi.

Pasukan Rusia pada Ahad menembakkan roket-roket ke Luhansk dan Dnipropetrovsk di Ukraina, kata para pejabat. "Bandar udara di Kota Dnipro hancur dihantam rudal," kata Gubernur Dnipropetrovsk Valentyn Reznichenko.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan rudal-rudal dengan ketepatan tinggi memporak-porandakan markas besar batalion Dnipro Ukraina di Kota Zvonetsky. 

Baca juga : Rusia Tunjuk Komandan Baru untuk Operasi di Ukraina

Sementara itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan dirinya akan bertemu Putin pada Senin di Moskow. Perjumpaan itu akan menjadi yang pertama kalinya dilakukan secara tatap muka antara Putin dan pemimpin suatu negara Uni Eropa sejak invasi Rusia.

Sejak Rusia menyerbu negaranya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memohon kepada negara-negara Barat agar memberi bantuan pertahanan. Zelenskyy juga meminta mereka memperkeras sanksi bagi Moskow, termasuk dengan menerapkan embargo atas ekspor energi Rusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement