Selasa 12 Apr 2022 07:45 WIB

Macron tidak Ingin Prancis Bersekutu dengan Populis dan Xenofobia

Presiden mengatakan dia ingin Prancis menjadi bagian dari Eropa yang kuat

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan dia tidak menginginkan Prancis memiliki populis internasional dan xenofobia sebagai satu-satunya sekutunya.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan dia tidak menginginkan Prancis memiliki populis internasional dan xenofobia sebagai satu-satunya sekutunya.

REPUBLIKA.CO.ID., PARIS -- Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan dia tidak menginginkan Prancis memiliki populis internasional dan xenofobia sebagai satu-satunya sekutunya. Macron membuat pernyataan di sebuah acara di Paris setelah pengumuman exit poll.

Berterima kasih kepada Walikota Paris Anne Hidalgo, kandidat presiden Partai Sosialis (PS) Prancis, Valerie Pecresse, kandidat Partai Republik kanan-tengah, dan kandidat presiden Partai Komunis Prancis Fabien Roussel atas dukungan mereka di putaran pertama, dia berkata: “Jangan menipu diri kita sendiri. Tidak ada yang diselesaikan dan perdebatan yang akan kita lakukan dalam beberapa hari mendatang sangat menentukan bagi negara kita dan Eropa kita.”

“Saya tidak ingin Prancis yang, setelah meninggalkan Eropa, hanya memiliki sekutu populis dan xenofobia internasional,” katanya, merujuk pada kandidat sayap kanan Marine Le Pen, yang menempati posisi kedua dalam jajak pendapat.

“Itu bukan kami. Saya ingin Prancis setia pada humanisme, pada semangat pencerahan,” tambahnya.

Macron juga menekankan bahwa Prancis harus mandiri di bidang ekonomi, iklim, dan pertanian.

Prancis menuju ke tempat pemungutan suara hari Ahad (10/4/2022) di putaran pertama pemilihan presiden baru. Menurut jajak pendapat keluar IPSOS untuk berita France24, Macron memperoleh 28,1 persen suara melawan 23,3 persen yang didapatkan Le Pen.

Perkiraan perusahaan jajak pendapat Elabe untuk BFMTV dan l'Express menunjukkan Macron menang 28,5 persen dan Le Pen pada 24,2 persen. Baik Macron dan Le Pen bernasib lebih baik daripada kinerja mereka pada tahun 2017, ketika Macron memperoleh 24,01 persen suara,  mengalahkan 21,30 persen dari Le Pen. Macron dan Le Pen akan bersaing di putaran kedua yang akan digelar pada 24 April.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/macron-tidak-ingin-prancis-bersekutu-dengan-populis-xenofobia/2560372
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement