REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan tiering nominal simpanan di atas Rp 5 miliar mengalami kenaikan 42,8 persen selama tiga tahun terakhir. Tercatat secara tahunan (year-on-year/yoy), tiering di atas Rp 5 miliar mengalami pertumbuhan yang melambat jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022.
Berdasarkan keterangan resmi, Selasa (12/4/2022) pada Februari 2022, tiering nominal di atas Rp 5 miliar hanya tumbuh 16,3 persen yoy. Sementara pada posisi Januari 2022 tumbuh 20,1 persen yoy. Namun, tiering nominal di atas Rp 5 miliar tetap tumbuh 0,2 persen secara bulanan (month-over-month/mom). Secara keseluruhan, total simpanan nominal perbankan tercatat naik 31 persen selama tiga tahun terakhir menjadi Rp 7.446 triliun pada Februari 2022 dan naik tipis 0,1 persen mom.
Bergeser ke jenis simpanan giro, mencatat pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yakni 62,7 persen. Selain giro, tabungan dan deposito juga yang tumbuh masing-masing 37,8 persen dan 12 ,7 persen dalam tiga tahun terakhir.
Di samping itu, penurunan terdalam terjadi pada jenis simpanan sertifikat deposito sebesar 53 persen dalam tiga tahun terakhir. Selanjutnya, kepemilikan simpanan dana pihak ketiga (DPK) mengalami tren pertumbuhan yang melambat dalam tiga tahun terakhir sebesar 31,8 persen. Namun, DPK tetap tumbuh 0,3 persen mom pada Februari 2022.
Adapun melambatnya pertumbuhan DPK seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sejak Februari 2020. Berdasarkan data historis, sejak Februari 2020, Bank Indonesia (BI) telah memangkas BI7DRR sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Sementara itu, Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,50 persen pada rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia 16-17 Maret 2022.