REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang Muslim yang sedang berpuasa, sepatutnya menjaga ucapannya. Dia harus menghindari kata-kata yang kotor dan buruk yang keluar dari lisannya selama bulan suci Ramadhan untuk menjaga pahala dari ibadah puasa yang dilakukannya.
Penasihat Mufti Mesir, Syekh Majdi Asyour menjelaskan, orang yang berpuasa tidak boleh berbicara dengan kata-kata kotor agar tidak membahayakan puasanya. Dia mengatakan, mengucapkan kata-kata yang buruk memang tidak membatalkan puasa, tetapi ucapan buruk itu mengurangi pahala puasa.
"Selama dia tidak makan dan minum dan tidak melakukan sesuatu yang dilarang dari fajar hingga matahari terbenam, maka puasanya sah. Tetapi puasanya mungkin dalam bahaya, karena kecabulan atau ucapan buruk mengurangi pahala puasa," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Ahad (10/4/2022).
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman, "Seluruh amal manusia adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk Ku dan Akulah yang langsung akan membalasnya. Puasa itu adalah perisai. Maka jika seorang dari kalian tengah berpuasa, janganlah ia berkata-kata kotor dan berbuat hal yang tidak terpuji. Dan jika ada seorang yang mencela atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata kepada orang itu, 'Saya sedang berpuasa'." (HR. Bukhari)
"Mengucapkan kata-kata yang mencela atau menghina, tidak membatalkan puasa selama tidak makan, minum atau berhubungan badan di siang hari di bulan Ramadhan. Namun agar puasanya diterima, sepatutnya kita mengikuti tata cara dan larangannya," kata dia menekankan.
Syekh Asyour juga menegaskan, ucapan-ucapan yang buruk itu mengurangi pahala puasa, dan menyia-nyiakan puasa yang dikerjakannya hanya karena kata-kata yang keterlaluan dan buruk.
"Ini seperti orang puasa yang kebanyakan tidur. Tidurnya menghalangi orang yang berpuasa dari dua hal, yaitu merasakan nikmatnya puasa dan mendapatkan pahalanya," jelasnya.