Selasa 12 Apr 2022 07:34 WIB

Rektor UIII: Anak Yatim Harus Belajar Sampai Perguruan Tinggi

UIII menggelar buka puasa bersama 100 anak yatim dari berbagai wilayah di Depok.

Red: Irwan Kelana
Rektor Universitas Islam Internasional (UIII) Prof  Dr  Komaruddin Hidayat (kedua dari kanan) berfoto bersama para penerima santunan yatim.
Foto: Dok UIII
Rektor Universitas Islam Internasional (UIII) Prof Dr Komaruddin Hidayat (kedua dari kanan) berfoto bersama para penerima santunan yatim.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--“Bukanlah anak yatim itu yang orang tuanya telah meninggal. Sesungguhnya yatim itu mereka yang tidak memiliki ilmu dan adab,” demikian Rektor Universitas Islam Internasional (UIII) Prof  Dr  Komaruddin Hidayat menyitir sebuah ungkapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Ia mengemukakan hal tersebut di hadapan kurang lebih 100-an anak yatim dari berbagai wilayah di Depok, dalam acara buka puasa bersama (ifthar jama’i) dan santunan anak yatim, di Masjid Rahmatan lil ‘Alamin, Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (11/4). “Anak-anakku kalian harus belajar yang tinggi agar menjadi orang-orang yang berwawasan dan berbudi pekerti. Suatu saat kelak, kalian bisa kuliah di sini,” lanjut Komaruddin menyemangati mereka. 

Kegiatan yang didukung oleh Zayed Charitable and Humanitarian Foundation (UAE) ini dimaksudkan sebagai salah satu kepedulian kampus UIII terhadap lingkungan, khususnya dalam suasana Ramadhan. Kegiatan ini juga dihadiri seluruh civitas akademi di lingkungan UIII di antaranya para pejabat, dosen, dan mahasiswa.Mereka adalah  Dr  Chaidir Bamualim, sekretaris UIII;  Prof  Amsal Bakhtiar, direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Usaha;  Dr Ilyas Marwal, ketua DKM Masjid Rahmatan lil ‘Alamin;  Prof  Dian Masyita, dekan FEB UIII;  dan Prof Nina Nurmila, dekan Fakultas Pendidikan UIII. 

Para mahasiswa yang hadir adalah mahasiswa magister dari empat fakultas: Ekonomi, Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Studi  Islam. Mereka saat ini sudah memasuki semester kedua, 30 persen  berasal dari asing dan berasal dari hampir 20 negara. Mereka mendapatkan fasilitas beasiswa dan tinggal di asrama kampus. Sementara staf pengajar selain dari domestik, juga diperkuat pengajar dari luar negeri (visiting professor) dari kampus-kampus ternama. Contohnya  Prof  Mehmet Asutay dari Durham University, Inggris dan Prof Ahmet T  Kuru dari San Diego State University, Amerika.  

photo
Suasana buka puasa bersama yang diadakan oleh UIII di Masjid Rahmatan lil ‘Alamin, Kampus UIII, Depok, Jawa Barat, Senin (11/4).  (Foto: Dok UIII)

Dalam ceramah singkatnya, Dr  Ilyas Marwal menyampaikan bulan Ramadhan adalah syahrur rahmah (bulan kasih sayang). Kepedulian kepada anak yatim, lanjutnya, adalah refleksi dari rasa syukur dan kepekaan terhadap sesama. Sementara itu, Andi, salah satu pembina anak yatim yang turut diundang merasa senang, dengan acara ini lantaran acara ini membangun imajinasi anak. “Anak-anak, kalian harus bisa sekolah di sini. Sekolahnya gratis lo. Kalian harus belajar sungguh-sungguh, biar bisa Bahasa Inggris dan Arab dan bisa diterima di sini suatu Ketika nanti,” katanya ikutan menyemangati seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Masjid Rahmatan lil ‘Alamin memiliki arsitektur yang unik dengan kapasitas bisa menampung 1.500 jamaah lebih. Masjid tidak bertiang, sehingga terasa lapang dan teduh. Lantai dasar diperuntukkan untuk jamaah pria, dan di lantai dua untuk wanita. Selama bulan Ramadhan, masjid juga menyediakan sajian buka puasa. 

Tentang UIII

UIII didisain sebagai perguruan tinggi berskala internasional yang memiliki cita rasa sebagai kampus masa depan bagi kajian dan penelitian peradaban Islam di Indonesia. Berdiri di lahan seluas 142,5 ha, terletak di Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, sehingga kampus UIII menyatu antara fasilitas pendidikan, asrama, dan olahraga. 

Pendirian UIII dilakukan karena selama ini banyak mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari beberapa negara yang perekonomiannya lebih rendah dari Indonesia, seperti Sudan, Maroko, dan lainnya. Sementara, Indonesia belum memiliki skema beasiswa untuk mahasiswa asing. Padahal mereka itu tertarik untuk mengenal Indonesia yang dikenal sebagai negara Muslim yang moderat. Sebagai lembaga pendidikan yang bertaraf internasional, UIII diharapkan menjadi trensetter akademik, riset, serta budaya Islam, baik ditingkat regional maupun internasional. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement