REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Mantan kapten tim nasional Italia, Fabio Cannavaro memikirkan kondisi terkini sepak bola di negerinya. Gli Azzurri baru saja gagal lolos ke Piala Dunia 2022.
Sebuah kegagalan berulang. Sebelumnya pada 2018, pasukan biru tak bisa mentas di Rusia. Cannavaro khawatir.
Ia tak ingin, keadaan ini dianggap biasa. Bagaimanapun mereka tim besar dalam sejarah lapangan hijau. Sebuah negara yang sudah bergelimang trofi ajang ini.
"Yang membuatku takut, adalah melihat cara ini diperlakukan seolah-olah itu normal. Orang-orang tampak pasrah," kata mantan bek tengah Napoli, Parma, Inter Milan, Juventus, dan Real Madrid itu, kepada Sky, dikutip dari Football Italia, Selasa (12/4/2022).
Ia melihat beberapa hal yang membuat mereka mulai tertinggal. Salah satu dari segi infrastruktur. Ia menonton duel Portugal vs Turki.
Cannavaro bandingkan venue pertandingan itu dengan stadion Renzo Barbera, tempat Italia vs Makedonia Utara dimainkan. Ia merasakan perbedaan kualitas stadion. Ini baru satu sisi.
"Kami terus seperti itu, dan tidak menyadari yang lain berjalan lebih cepat, dan kami bukan lagi yang terbaik. Kami harus bangun dan melakukan sesuatu," ujarnya.
Cannavaro pensiun pada 2012 lalu. Setelahnya ia menekuni dunia kepelatihan. Ia sempat berpetualang di China dan UEA.
Kini, pria kelahiran Naples itu ingin mencoba hal baru. Ia menghentikan aktivitasnya di Asia. Sang entrenador berhadarap bisa menangani tim Eropa.
"Tujuannya adalah, menemukan proyek yang memungkinkan saya melakukan apa yang saya inginkan dan menunjukkan apa yang ada dalam pikiran saya. Saya sudah menolak beberapa tawaran," ujar Cannavaro.
Ia tak menampik, ingin melatih timnas Italia suatu saat nanti. Pada saat ini, ia meminta pihak berwenang segera melakukan perbaikan infrastruktur di sepak bola negeri piza.