Selasa 12 Apr 2022 12:51 WIB

Biden Keberatan India Tingkatkan Pembelian Minyak Rusia

India telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak mentah Rusia sejak invasi.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Kantor Oval Gedung Putih, 24 September 2021, di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Kantor Oval Gedung Putih, 24 September 2021, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa membeli lebih banyak minyak dari Rusia bukanlah kepentingan India. Pernyataan itu disampaikan dalam panggilan video berdurasi satu jam pada Senin (11/4/2022).

"Presiden menyampaikan dengan sangat jelas bahwa mereka tidak berkepentingan untuk meningkatkan itu," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki merujuk pada keputusan India membeli minyak Rusia.

Baca Juga

India telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak mentah Rusia sejak invasi pada akhir Februari, dibandingkan dengan sekitar 16 juta barel sepanjang tahun lalu. Psaki tidak mengungkapkan apakah New Delhi telah membuat komitmen pada impor energi tetapi mengatakan, Washington siap membantu negara itu mendiversifikasi sumber energinya.

"Bagian dari tujuan kami sekarang adalah untuk membangun itu dan mendorong mereka untuk berbuat lebih banyak. Dan itulah mengapa penting untuk memiliki percakapan pemimpin ke pemimpin," kata Psaki.

Menurut pejabat AS, Biden berhenti membuat permintaan konkret dari Modi dengan mencatat bahwa India memiliki kekhawatiran tentang bergantung kepada Rusia dan China. Namun, Presiden AS mengatakan kepada Perdana Menteri India bahwa posisi India di dunia tidak akan ditingkatkan dengan mengandalkan sumber energi Rusia.

Pembicaraan luas antara dua negara demokrasi terbesar di dunia ini ketika AS mencari lebih banyak bantuan dari India dalam mengutuk Rusia untuk invasi yang disebut sebagai operasi militer khusus. Biden dan Modi pun secara terbuka menyatakan kekhawatiran yang meningkat atas kehancuran di dalam Ukraina, terutama di Bucha, dengan banyak warga sipil meninggal dunia.

"Baru-baru ini, berita pembunuhan warga sipil tak berdosa di kota Bucha sangat mengkhawatirkan. Kami segera mengutuknya dan meminta penyelidikan independen," kata Modi dalam sesi singkat pertemuan yang terbuka untuk wartawan.

Modi juga mengatakan telah menyarankan dalam percakapan baru-baru ini dengan Rusia bahwa Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy perlu mengadakan pembicaraan langsung. Meski begitu, India tidak melakukan tindakan lebih dan mengundang rasa tidak nyaman bagi AS.

Negara Asia Selatan ini telah mencoba untuk menyeimbangkan hubungannya dengan Rusia dan Barat. Namun, tidak seperti negara-negara anggota Quad lainnya, AS, Jepang, dan Australia, negara itu tidak menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Biden baru-baru ini mengatakan bahwa hanya India di antara kelompok negara Quad yang agak goyah dalam bertindak melawan Rusia.

Selain pembicaraan kedua kepala negara melalui telepon, pada hari yang sama di Washington berlangsung pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri India Jaishankar, dan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh. Blinken mengatakan hubungan India dengan Rusia berkembang selama beberapa dekade pada saat AS tidak dapat menjadi mitra India, tetapi waktu telah berubah.

"Hari ini kami mampu dan bersedia menjadi mitra pilihan dengan India di hampir setiap bidang," kata Blinken pada.

Kebutuhan modernisasi India pada pertahanan adalah topik utama yang telah dibahas panjang lebar oleh kedua belah pihak. Austin mengatakan, kedua negara telah menandatangani perjanjian bilateral untuk mendukung berbagi informasi dan kerja sama di luar angkasa. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement