REPUBLIKA.CO.ID, GUJARAT -- Bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di India terjadi selama festival keagamaan. Hal ini mendorong polisi memberlakukan jam malam di satu kota dan melarang pertemuan lebih dari empat orang di bagian-bagian yang terkena dampak, seperti di Gujarat dan dua negara bagian lainnya, mulai Senin (11/4).
Sehari sebelumnya, setidaknya satu orang tewas dan sepuluh, termasuk sembilan polisi, terluka ketika prosesi Hindu diduga dilempari batu di sebuah kota di Negara Bagian Gujarat Barat.
Di negara bagian tengah Madhya Pradesh, lebih dari 35 orang terluka dalam bentrokan serupa. Sementara itu, di negara bagian timur Jharkand juga mengalami kekerasan komunal.
“Kami telah menahan tujuh orang setelah bentrokan dan pengaturan keamanan yang ketat dilakukan untuk mencegah ketegangan lebih lanjut,” kata seorang pejabat polisi yang berbasis di kota Khambat di distrik Anand Gujarat, MJ Chaudhari, dikutip di Pakistan Observer, Selasa (12/4).
Pihak berwenang di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, juga memberlakukan jam malam di beberapa bagian kota Himmatnagar. Sebelumnya, Modi adalah menteri utama Gujarat dan bintang yang sedang naik daun di partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP).
Pada 2002, Gujarat dicekam oleh kekerasan komunal berskala besar yang mematikan selama sekitar satu bulan. Kelompok hak asasi mengatakan sekitar 2.000 orang, kebanyakan Muslim, tewas.
Festival pada Ahad (10/4) lalu menandai kelahiran Dewa Rama Hindu. Pekan lalu, polisi memberlakukan jam malam di negara bagian gurun Rajasthan setelah serangan serupa terjadi terhadap sebuah prosesi keagamaan.
Sumber: