REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia kini memiliki teleskop James Webb di luar angkasa. Teleksop itu akan menyelidiki bagaimana alam semesta lahir.
Kini, Badan Antariksa Amerika (NASA) sedang menyelidiki prospek menggunakan lensa cair untuk membangun teleskop yang besarnta 100 kali lebih besar dibandingkan Webb. NASA menulis dalam sebuah artikel baru di situs webnya bahwa mereka sedang mencari metode baru dan bahan cair untuk membangun teleskop besar.
“Teleskop yang lebih besar mengumpulkan lebih banyak cahaya dan memungkinkan para astronom untuk mengintip lebih jauh ke luar angkasa dan melihat objek yang jauh lebih detail.”
“Bagaimana jika ada cara untuk membuat teleskop 10 kali atau bahkan 100 kali lebih besar dari sebelumnya? Apa yang dimulai sebagai pertanyaan teoritis sekarang menjadi serangkaian eksperimen untuk melihat apakah cairan dapat digunakan untuk membuat lensa dalam gayaberat mikro,” tulis NASA.
Eksperimen Membuat Lensa Cair di Luar Angkasa
Eksperimen saat ini disimpan di ISS US National Lab di United States Orbital Segment (USOS) dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sementara menunggu kedatangan astronot di Axiom Mission 1, misi kru pribadi yang akan membawa empat orang ke ISS untuk tinggal selama delapan hari.
Tes akan dilakukan sebagai bagian dari portofolio penelitian Eytan Stibbe sebagai astronot swasta Israel dan Spesialis Misi 2 di kru.
Dalam gravitasi bumi, cairan kurang berguna sebagai lensa optik, tetapi dalam gayaberat mikro, mereka sangat baik dalam memfokuskan cahaya.
"Semua cairan memiliki kekuatan seperti elastis yang menyatukan mereka di permukaannya," kata NASA.
Gaya ini disebut tegangan permukaan. Itulah yang memungkinkan beberapa serangga meluncur melintasi air tanpa tenggelam dan memberikan bentuk tetesan air. Di Bumi, ketika tetesan air cukup kecil (2 mm atau lebih kecil), tegangan permukaan mengatasi gravitasi dan mereka tetap bulat sempurna. Jika tetesan tumbuh jauh lebih besar, itu akan terjepit di bawah beratnya sendiri. Namun, di luar angkasa, gumpalan air dan cairan lain (setelah bergoyang-goyang) akhirnya berbentuk bulat sempurna.