Selasa 12 Apr 2022 14:18 WIB

PM Pakistan Baru Fokus pada Perbaikan Ekonomi

Shehbaz Sharif ditetapkan parlemen sebagai perdana menteri baru Pakistan pada Senin.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang dirilis oleh Majelis Nasional Pakistan ini, Perdana Menteri Pakistan yang baru terpilih Shahbaz Sharif berpidato di sesi Majelis Nasional, di Islamabad, Pakistan, Senin, 11 April 2022.
Foto: National Assembly of Pakistan via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Majelis Nasional Pakistan ini, Perdana Menteri Pakistan yang baru terpilih Shahbaz Sharif berpidato di sesi Majelis Nasional, di Islamabad, Pakistan, Senin, 11 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Shehbaz Sharif ditetapkan parlemen sebagai perdana menteri baru Pakistan pada Senin (11/4/2022). Dia berjanji akan membangun persatuan dan mengatasi masalah ekonomi.

Sharif mengambil sumpah jabatan di kediaman presiden Pakistan pada Senin malam. Upacara ini dipenuhi anggota parlemen dan pemimpin dari gabungan oposisi.

Baca Juga

Perdana Menteri Pakistan baru ini berjanji untuk mengatasi kelesuan ekonomi yang telah melihat rupee mencapai titik terendah sepanjang masa dan bank sentral menerapkan kenaikan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade pekan lalu. "Jika kita harus menyelamatkan kapal yang tenggelam, yang kita semua butuhkan adalah kerja keras, dan persatuan, kesatuan, dan persatuan," katanya kepada parlemen.

"Kami memulai era baru pembangunan hari ini," katanya.

Sharif memiliki reputasi di dalam negeri sebagai administrator yang efektif lebih dari sebagai politisi. Dia pun adalah adik dari perdana menteri Nawaz Sharif yang pernah memimpin negara itu selama tiga periode.

Analis mengatakan  Sharif, tidak seperti Nawaz, menikmati hubungan baik dengan militer Pakistan. Militer secara tradisional mengatur kebijakan luar negeri dan pertahanan.

Sharif muncul sebagai pemimpin oposisi untuk menggulingkan Khan, mantan bintang kriket yang mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) berada di balik kejatuhannya. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara pekan lalu, hubungan baik dengan AS sangat penting bagi Pakistan untuk lebih baik atau lebih buruk.

Dalam pidato perdana, Sharif juga berbicara tentang peningkatan hubungan dengan tetangga India dan China. "Kami menginginkan hubungan baik dengan India tetapi perdamaian yang tahan lama tidak akan mungkin terjadi tanpa solusi Kashmir,” katanya merujuk pada wilayah Himalaya yang diperebutkan yang telah diperebutkan oleh beberapa negara.

Sharif mengatakan pemerintahnya akan mempercepat pembangunan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai 60 miliar dolar AS. Proyek ini juga merupakan bagian dari Belt and Road Initiative miliki China.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement