REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Shehbaz Sharif ditetapkan parlemen sebagai perdana menteri baru Pakistan pada Senin (11/4/2022). Dia berjanji akan membangun persatuan dan mengatasi masalah ekonomi.
Sharif mengambil sumpah jabatan di kediaman presiden Pakistan pada Senin malam. Upacara ini dipenuhi anggota parlemen dan pemimpin dari gabungan oposisi.
Perdana Menteri Pakistan baru ini berjanji untuk mengatasi kelesuan ekonomi yang telah melihat rupee mencapai titik terendah sepanjang masa dan bank sentral menerapkan kenaikan suku bunga terbesar dalam beberapa dekade pekan lalu. "Jika kita harus menyelamatkan kapal yang tenggelam, yang kita semua butuhkan adalah kerja keras, dan persatuan, kesatuan, dan persatuan," katanya kepada parlemen.
"Kami memulai era baru pembangunan hari ini," katanya.
Sharif memiliki reputasi di dalam negeri sebagai administrator yang efektif lebih dari sebagai politisi. Dia pun adalah adik dari perdana menteri Nawaz Sharif yang pernah memimpin negara itu selama tiga periode.
Analis mengatakan Sharif, tidak seperti Nawaz, menikmati hubungan baik dengan militer Pakistan. Militer secara tradisional mengatur kebijakan luar negeri dan pertahanan.
Sharif muncul sebagai pemimpin oposisi untuk menggulingkan Khan, mantan bintang kriket yang mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) berada di balik kejatuhannya. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara pekan lalu, hubungan baik dengan AS sangat penting bagi Pakistan untuk lebih baik atau lebih buruk.
Dalam pidato perdana, Sharif juga berbicara tentang peningkatan hubungan dengan tetangga India dan China. "Kami menginginkan hubungan baik dengan India tetapi perdamaian yang tahan lama tidak akan mungkin terjadi tanpa solusi Kashmir,” katanya merujuk pada wilayah Himalaya yang diperebutkan yang telah diperebutkan oleh beberapa negara.
Sharif mengatakan pemerintahnya akan mempercepat pembangunan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai 60 miliar dolar AS. Proyek ini juga merupakan bagian dari Belt and Road Initiative miliki China.