Musaharati, Budaya Membangunkan Sahur di Suriah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko

Rabu 13 Apr 2022 04:04 WIB

Hamodah Zakout, kanan, dan saudaranya Ahmad, kebangkitan Palestina, atau Al Musaharati dalam bahasa Arab, menabuh genderang untuk membangunkan umat Islam untuk makan larut malam sahur mereka sebelum mereka memulai hari puasa di bulan suci Ramadhan, saat dia berjalan sebuah gang kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Minggu pagi, 10 April 2022. Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan bulan suci Ramadhan, di mana mereka menahan diri dari makan, minum, dan merokok dari fajar hingga senja. Foto:

1

 
Menjelang azan, Sharif Resho meminta segelas air kepada salah satu tetangganya sebelum memulai puasa. Musaharati yang berusia 51 tahun biasanya menemani Rashi setiap malam, juga menabuh drum dan bernyanyi. 
 
“Peralatan saya sederhana, yaitu suara saya, gendang saya dan tongkat saya,” kata dia. 
 
Resho, yang ayahnya juga seorang penabuh drum Ramadhan, telah menjalankan tugas Musaharati selama hampir seperempat abad.
 
Perang Suriah selama lebih dari satu dekade dan pandemi Covid-19 tidak menghentikannya untuk melanjutkan.
 
"Saya akan terus membangunkan orang-orang untuk sahur selama saya memiliki suara di tenggorokan saya. Ini adalah kewajiban yang saya warisi dari ayah saya, yang akan saya wariskan kepada putra saya," tutup Resho.

 

 

Terpopuler