Pekerja Tetap Menolak Rencana Pembangunan Polimarin di Lahan PTPN IX
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah karyawan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Perkebunan PT Perkebunan Nusantara IX (FSPBun IX), menggelar aksi penolakan rencana pembangunan kampus Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) di Kebun Ngobo, di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (12/4). | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Rencana pembangunan kampus Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) masih mendapatkan penolakan dari Federasi Serikat Pekerja Perkebunan PT Perkebunan Nusantara IX (FSPBun IX).
Hal ini terungkap dalam aksi demo massa FSPBun IX, yang dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (12/4/2022).
Dalam aksi ini, mereka menyuarakan penolakan mereka terkait rencana pembangunan kampus Polimarin di wilayah Kebun Ngobo, Desa Wringinputih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Ketua FSPBun IX, Susmono mengungkapkan, pekerja perkebunan PTPN IX tidak sepakat jika kampus Polimarin dibangun di kawasan kebun Ngobo, karena akan berdampak terhadap mata pencaharian mereka.
Para pekerja juga menyebut, pembangunan kampus Polimarin juga tidak cocok dibangun di kawasan perkebunan karet di Kabupaten Semarang.
“Lebih baik dibangun di Kebun Siluwok, Kabupaten Batang yang lokasinya relatif dekat dengan laut dan terintegrasi dengan Proyek Strategis Nasional atau PSN,” tegasnya, saat dikonfirmasi di sela aksi.
Susmono juga menyampaikan alasan lain penolakan serikat pekerja perkebunan. Menurutnya hasil dari Kebun Ngobo sangat produktif dan bahkan dari hasil penilaian menjadi yang terbaik di PTPN IX dan nomor lima terbaik secara nasional.
“Oleh karena itu, pembengunan kampus Polimarin jangan mengorbankan lahan produktif yang potensial, namun lebih baik kampus Polimarin dibangun di Batang,” tegasnya.
Di lain pihak, lanjut Susmono, FSPBun IX tidak anti atau menolak pemerataan pendidikan. Namun lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kampus Polimarin luasnya mencapai 30,80 hektare.
Namun kami berharap terkait rencana tersebut juga harus tetap mempertimbangkan hati nurani, tidak memaksakan ego dan juga mempertimbangkan berbagai hal yang positif lainnya agar hasil yang diharapkan juga optimal dan tidak mengalahkan kepentingan yang lain.
Sebab --dengan menggunakan lahan Kebun Ngobo—jelas akan mengganggu unit bisnis PTPN IX. Karena sebelumnya, lahan seluas 3.100 hektare di Kebun Siluwok telah alih fungsi menjadi kawasan proyek strategis nasional.
Susmono juga menyampaikan, pada awalnya penunjukan Kebun Ngobo sebagai rencana kampus Polimarin tidak dipermaslahkannya. Karena saat itu ada sejumlah alternatif lokasi yang diusulkan.
Yakni meliputi Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang; Kebun Siluwok, Kabupaten Batang; Kebun Balong Jepara dan Kebun Merbuh, Kabupaten Kendal.
Namun kemudian masalah muncul saat tahun 2020, Kebun Siluwok menjadi lokasi kawasan PSN, sehingga lahan karet berkurang drastis. Karena ada PSN tersebut, lahan PTPN sudah berkurang signifikan luasannya.
“Maka, kalau kemudian masih ada pembangunan kampus, lahan perkebunan akan berkurang lagi yang berarti juga akan berdampak bagi pekerja, baik dari sektor keamanan, pemeliharaan dan tenaga panen,” tambahnya.
Terkait dengan lokasi aksi di kantor BPN, masih jelasnya, karena ada informasi akan dilakukan pelepasan hak atas tanah dan pemberian ganti rugi.
Maka para pekerja juga mendesak kepada manajemen untuk melakukan negosiasi. “Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka kami sudah sepakat akan melakukan aksi mogok kerja,” tandasnya.