REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Carlo Ancelotti mengakui memiliki kesempatan menjadi pelatih timnas Italia pada 2018. Namun ia mengaku lebih menyukai pekerjaan yang berlangsung setiap hari yakni melatih klub. Ia nyaris menjadi pelatih Gli Azzurri ketika Gian Piero Ventura dipecat pada 2018.
“Terkadang, saya berpikir untuk melatih tim nasional. Saya memiliki kesempatan dengan Italia pada 2018, tetapi saya harus jujur, saya suka bekerja hari demi hari,” katanya dalam konferensi pers jelang memimpin Real Madrid di leg kedua perempat final Liga Champions melawan Chelsea, dilansir dari Football Italia, Selasa (12/4/2022).
Ancelotti merupakan kandidat kuat menggantikan Ventura saat itu setelah Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018 Rusia. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) akhirnya menunjuk Roberto Mancini dan Ancelotti menjadi pelatih Napoli.
Anceloti mengaku tidak hanya menyukai permainan karena mengutip mantan pelatihnya menjadi seorang juru taktik merupakan yang terbaik di dunia. Ia menegaskan menyukai pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Jika kesukaan itu tak berubah, katanya, tak akan pernah menjadi pelatih tim nasional karena pekerjaan itu hanya dilakukan tiga kali setiap tahun.
“Piala Dunia 1994 adalah pengalaman yang luar biasa, spektakuler, tetapi ketika saya lelah bekerja setiap hari, saya akan berhenti,” ujarnya.
Ancelotti merupakan pelatih berpengalaman dan berprestasi menangani klub top Eropa. Pria 62 tahun tersebut pemegang rekor trofi Liga Champions terbanyak yang dimenangkan sebagai seorang pelatih yakni tiga. Rekor yang sama diraih oleh Bob Paisley dan Zinedine Zidane.
Ancelotti akan memimpin Real Madrid menyambut Chelsea pada leg kedua perempat final Liga Champion, di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (13/4) dini hari WIB. Los Blancos berpeluang lolos ke semifinal dengan modal kemenangan 3-1 di leg pertama.