Selasa 12 Apr 2022 20:54 WIB

BNPT Kecam Segala Bentuk Aksi Kekerasan dan Ingatkan Bahaya Radikal Terorisme

BNPT mengecam aksi kekerasan yang menargetkan Ade Armando

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengecam aksi kekerasan yang menargetkan Ade Armando
Foto: dokpri
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengecam aksi kekerasan yang menargetkan Ade Armando

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengecam segala bentuk aksi kekerasan yang merugikan masyarakat sipil baik secara individu maupun kelompok  dalam bentuk apapun.

Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, pada Selasa (12/4/2022), menyatakan kekerasan bukanlah jati diri bangsa Indonesia, jadi sangat mengkhawatirkan apabila kekerasan dan kebencian dianggap wajar maka sangat berbahaya bagi negeri ini karena memperlebar pintu masuk paham radikal terorisme.  

Baca Juga

"Kami mengecam keras segala aksi kekerasan dalam bentuk apapun, mari kita saling menjaga, saling mengingatkan dan saling memperlakukan sesama manusia dengan berlandaskan pri kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Boy.   

Dia mengingatkan sepatutnya sebagai anak bangsa kita saling bergandengan tangan dan memperlakukan sesama dengan sebaik-baiknya. 

Kepala BNPT menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi dari sebagian pengunjuk rasa saat dimana jutaan umat Muslim Indonesia sedang menjalankan ibadah suci Ramadhan.  

"Ramadhan seharusnya dijadikan sebagai saat yang tepat memperkuat keimanan sekaligus memperkuat persatuan kita sebagai anak bangsa Indonesia," katanya.  

Seperti diketahui bersama, seorang dosen bernama Ade Armando dipukuli hingga babak belur oleh sekelompok pengunjuk rasa non mahasiswa pada saat unjuk rasa besar-besaran di depan kompleks parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/4). 

Aksi tersebut digelar guna menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Mereka mendesak DPR agar tak menggunakan hak konstitusinya untuk mengamandemen UUD yang mengatur penundaan pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden. 

Namun pada sekira pukul 15.50 WIB, kericuhan terjadi dan Ade Armando menjadi sasaran pukul dari sejumlah peserta. 

Dalam pantauan Republika.co.id, Ade mengenakan kaos hitam bertuliskan "Pergerakan Indonesia untuk Semua" dibopong oleh petugas kepolisian. Wajahnya terlihat babak belur dan celananya terlihat sudah dilucuti. 

Sebelum kejadian tersebut, Ade mengaku tak berniat ikut dalam aksi unjuk rasa bersama mahasiswa. Namun, dia mendukung aspirasi yang menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. 

"Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan 'saya mendukung'," ujar Ade di depan Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/4/2022).        

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement