Rabu 13 Apr 2022 05:55 WIB

Istilah 'Kadrun' Muncul Lagi Usai Pengeroyokan Ade Armando

Istilah Kadrun dan Cebong sebaiknya sudah tidak digunakan lagi.

Pegiat media sosial Ade Armando (tengah) diamankan petugas kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Foto: ANTARA/Galih Pradiptax
Pegiat media sosial Ade Armando (tengah) diamankan petugas kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (11/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengeroyokan Dosen Universitas Indonesia (UI) saat demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR pada Senin (11/2/4) kembali mencuatkan istilah 'kadrun', Penggunaan 'kadrun' ramai mencuat saat kasus penistaan agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016 lalu.

Kadrun merupakan singkatan dari kadal gurun. Biasanya istilah ini disematkan kepada kelompok tertentu yang dianggap intoleran.

Baca Juga

Salah satu akun yang kembali menggaungkan penggunaan kadrun adalah akun @Dennysiregar7.

"Dari video awal ini terlihat kalau kadrun berpeci mulai provokasi dgn memukuli Ade Armando. Beberapa mahasiswa berusaha melindungi, tapi kadrun semakin beringas. Video ini buat @DivHumas_Polri spy bisa dideteksi wajah2 yg di bulan puasa ini malah kemasukan setan," tulisnya.

Kicauan akun @Dennysiregar7 lainnya yakni berbunyi, "Kadrun itu bodoh ya..Mereka dengan bangganya sebarkan video2 pengeroyokan Ade Armando. Padahal video2 itu dengan jelas memperlihatkan wajah2 pengeroyok dan akhirnya jadi gampang menciduk.Teknologi itu seperti pisau memang.. 😁"

Ada juga akun lain yang berkicau, "Wooooi... Mahasewa Kadrun GOBLOK dengerin ni pernyataan sikap Jokowi tentang di perpanjangan jabatan Stop spekulasi!!!"

Sementara akun  Ulil Abshar-Abdalla @ulil mengecam pengeroyokan Ade Armando. Namun ia juga mengkritik penggunaan istilan Kadrun.

"Selain saya mengutuk kekerasan atas Ade Armando, saya juga mengkritik mereka yg langsung menyebut "kadrun" sebagai pelakunya. Istilah "kadrun" dan "cebong" sudah sebaiknya dibuang jauh2. Hanya mengotori atmosfir sosial kita."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement