REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin telah berjanji Rusia akan menang dan mencapai tujuan "mulia" dalam perang di Ukraina. Ini merupakan pernyataan publik pertama Putin, sejak pasukan Rusia mundur dari Ukraina utara.
Putin mengatakan situasi di Ukraina adalah sebuah tragedi. Putin menambahkan, Rusia tidak punya pilihan selain melawan, karena harus membela penutur bahasa Rusia di Ukraina timur dan mencegah Ukraina menjadi batu loncatan anti-Rusia bagi musuh Moskow.
"Tugas kami adalah memenuhi dan mencapai semua tujuan yang ditetapkan, serta meminimalkan kerugian. Dan kami akan bertindak seirama, tenang, sesuai dengan rencana yang semula diusulkan oleh Staf Umum,” kata Putin pada konferensi pers yang disiarkan televisi, dilansir Aljazirah, Rabu (13/4/2022).
Putin menyampaikan pidato tersebut dalam kunjungan ke pusat antariksa Rusia, Kosmodrom Vostochny di timur Moskow. Ketika ditanya oleh pekerja badan antariksa Rusia apakah operasi militer di Ukraina akan mencapai tujuan, Putin optimistis bahwa operasi militer tersebut akan berhasil.
“Tentu saja. Saya tidak memiliki keraguan sama sekali. Tujuannya sangat jelas dan mulia. Tidak ada keraguan bahwa tujuan akan tercapai," kata Putin.
Putin mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu. Menurutnya, perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat (AS) yang mengancam dan ikut campur urusan Rusia.
Barat mengutuk perang tersebut, dan menyebutnya sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran dari sebuah negara berdaulat. Ukraina telah berjuang untuk bertahan hidup setelah Putin mencaplok Krimea pada 2014, dan mengakui dua wilayah yang dikuasai separatis sebagai negara berdaulat pada 21 Februari.
Putin menolak klaim bahwa tentara Moskow sedang berjuang melawan perlawanan Ukraina, dan terpaksa mundur dari sekitar kota-kota besar, termasuk Ibu Kota Kiev. Putin mengatakan, tindakan pasukan Rusia bertujuan untuk menahan pasukan Ukraina.
“Tindakan kami di wilayah tertentu di Ukraina hanya terkait dengan menahan pasukan (musuh), menghancurkan infrastruktur militer, menciptakan kondisi untuk operasi yang lebih aktif di Donbas,” kata Putin merujuk pada wilayah di Ukraina timur, yang sebagian dikendalikan oleh pro-separatis Rusia.
Ditanya tentang laporan penemuan ratusan mayat warga sipil di Kota Bucha, Putin menyatakan bahwa itu adalah tuduhan palsu. Sementara itu, Putin mengatakan "inkonsistensi" Ukraina selama pembicaraan dengan Rusia, telah memperlambat proses perdamaian.
“Kemarin malam, pihak Ukraina mengubah sesuatu lagi. Ketidakkonsistenan pada poin-poin fundamental seperti itu memang menciptakan kesulitan tertentu dalam mencapai kesepakatan akhir. Hingga kesepakatan tercapai, operasi militer akan berlanjut sampai tugas(nya) selesai sepenuhnya," ujar Putin.