Rabu 13 Apr 2022 16:34 WIB

Regenerasi Petani, Kementan Latih Fasilitator Petani Milenial Banjar

SMK-PP Banjarbaru latih 75 fasilitator milenial untuk dukung program YESS

SMKPPN Banjarbaru menghadirkan sejumlah narasumber yakni Konsultan PPIU Kalsel, Soejatmiko membahas literasi keuangan; PPIU Kalsel bidang Monev, Buyung Al Amin membahas jejaring dan mitra kerjasama; Anis Wahdi pemateri motivasi agribisnis; Syarif Sofyan dari tim keuangan SMKPPN Banjarbaru membahas pelaporan hibah kompetitif; dan Mira Yulianti menekankan pentingnya Analisis Usaha Tani Komoditas Unggulan
Foto: istimewa
SMKPPN Banjarbaru menghadirkan sejumlah narasumber yakni Konsultan PPIU Kalsel, Soejatmiko membahas literasi keuangan; PPIU Kalsel bidang Monev, Buyung Al Amin membahas jejaring dan mitra kerjasama; Anis Wahdi pemateri motivasi agribisnis; Syarif Sofyan dari tim keuangan SMKPPN Banjarbaru membahas pelaporan hibah kompetitif; dan Mira Yulianti menekankan pentingnya Analisis Usaha Tani Komoditas Unggulan

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARMASIN -- Literasi keuangan, pengenalan produk perbankan, metode monitoring dan evaluasi, teknik pendampingan, motivasi agribisnis, pendalaman hibah kompetitif dan analisis usaha tani merupakan topik bahasan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Pemuda yang akan mendampingi petani milenial di Provinsi Kalimantan Selatan.

Kegiatan pelatihan diikuti 75 fasilitator muda Kabupaten Banjar selama tiga hari, 7 - 9 April, yang sudah diseleksi untuk mendukung Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS). Pelatihan digelar oleh SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) di Kalsel.

SMKPPN Banjarbaru menghadirkan sejumlah narasumber yakni Konsultan PPIU Kalsel, Soejatmiko membahas literasi keuangan; PPIU Kalsel bidang Monev, Buyung Al Amin membahas jejaring dan mitra kerjasama; Anis Wahdi pemateri motivasi agribisnis; Syarif Sofyan dari tim keuangan SMKPPN Banjarbaru membahas pelaporan hibah kompetitif; dan Mira Yulianti menekankan pentingnya Analisis Usaha Tani Komoditas Unggulan.

Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo

 bahwa Program YESS Kementan terus mendorong dan meningkatkan minat generasi milenial menekuni sektor pertanian dan berperan aktif membangun pertanian.

"Harapannya, dari petani-petani milenial akan muncul inovasi yang mendorong pertanian modern, sehingga swasembada pangan di negara kita nantinya benar-benar terwujud," kata Mentan Syahrul.

Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] terus membangun sinergitas dengan berbagai pihak di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota guna mendukung keberhasilan program regenerasi petani di Indonesia. 

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya siap mendukung peningkatan kualitas SDM pertanian, utamanya regenerasi petani. 

"Kami gerakkan petani milenial melalui balai pelatihan pertanian serta politeknik pembangunan pertanian. Kami ciptakan job seeker dan job creator yang siap memompa kreativitas dan produktivitas," tutur Dedi. 

Sementara itu, Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan bahwa fasilitator YESS akan terjun ke lapangan untuk rekrutmen Calon Penerima Manfaat [CPM], mengawal kegiatan pelatihan dan penerimaan hibah kompetitif maupun kegiatan permagangan.

"Fasilitator adalah ujung tombak kegiatan YESS, karena itu, kawan-kawan fasilitator perlu peningkatan kapasitas agar dapat bekerja maksimal di lapangan," kata Budi Santoso dalam sambutannya yang disampaikan Isnanto Purwokusumo, Kasubbag TU SMKPPN Banjarbaru.

Pemateri Soejatmiko menekankan tentang pentingnya literasi keuangan untuk mengetahui untung ruginya suatu usaha yang kadang tidak disadari sepenuhnya, “selama tidak memahami pengelolaan keuangan, tidak akan kaya” ucap Konsultan PPIU Kalsel ini.  

Pentingnya pemahaman keuangan bagi fasilitator, katanya, karena mereka akan mendampingi penerima manfaat Program YESS terkait pengelolaan keuangan usaha dan rumah tangga, peningkatan pendapatan dan penerima hibah kompetitif. 

Buyung Al Amin menekankan pada peran fasilitator selaku pengawal penerima manfaat untuk mengakses  lembaga keuangan, pasar, jejaring usaha, mitra kerjasama dan serapan tenaga kerja.

Sementara pemateri Anis Wahdi mengulas tentang keuntungan suatu usaha harus dimaksimalkan. “Jadi mencari untung tidak mesti harus selalu uang, juga keuntungan dari jejaring, kedudukan sosial, efektifitas waktu dan pengalaman.”

Syarif Sofyan memberi pendalaman materi tentang Hibah Kompetitif, khususnya terkait pelaporan, karena bantuan pemerintah, penerima hibah menyampaikan rencana usaha secara jelas. "Penggunaan dana harus sesuai dan perhitungan keuangan harus tepat."

Dalam materi Analisis Usaha Tani Komoditas Unggulan, Mira Yulianti menekankan pentingnya perhitungan break event point [BEP] dan rasio suatu usaha. Jangan abaikan penyusutan dan perhitungan penentuan harga suatu barang berdasarkan usia pemakaian. "Proposal harus realistis, sesuai kondisi lapangan."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement