REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Carlo Ancelotti menjadi pelatih ketiga yang mencatatkan delapan kali mencapai semifinal Liga Champions setelah Real Madrid menyingkirkan Chelsea di perempat final, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB. Ancelotti memimpin pasukan Los Blancos untuk membawa Madrid lolos ke semifinal usai menang agregat 5-4.
Madrid akan menghadapi pemenang antara Manchester City melawan Atletico Madrid. Catatan delapan kali melaju ke semifinal selama karier kepelatihannya terjadi di tiga kesempatan bersama Madrid. Sisanya ia lalui dengan raksasa Serie A AC Milan. Musim ini, pelatih asal Italia tersebut mengincar trofi keempat Liga Champions.
Catatan yang diperoleh Ancelotti membuatnya menyamai rekor Jose Mourinho dan Pep Guardiola. Mourinho mencapai semifinal Liga Champions pertama kalinya bersama FC Porto sekaligus membawa tim tersebut meraih trofi itu pada 2004. Sisanya, Mourinho tembus ke semifinal bersama Real Madrid dan Chelsea masing-masing tiga kali dan satu kali dengan Inter Milan pada 2010 sekaligus mempersembahkan treble winner.
Adapun Guardiola sebagian besar catatan itu ia raih besama Barcelona dan Bayern Muenchen. Ia juga membawa Man City hingga final. Guardiola berpotensi mencapai sembilan kali semifinal jika berhasil menyingkirkan Atletico Madrid, Kamis (14/4/2022) dini hari WIB.
Namun Ancelotti lebih baik daripada Mourinho dan Guardiola dalam hal jumlah trofi Liga Champions. Ancelotti meraih tiga gelar Liga Champions sedangkan Mourinho dan Guardiola baru dua gelar. Catatan Ancelotti sama dengan Zinedine Zidane. Dua trofi Liga Champions Ancelotti dipersembahkan untuk AC Milan dan satu untuk Madrid pada 2014.
Ancelotti dipecat 12 bulan kemudian tetapi kini kembali untuk periode keduanya di Santiago Bernabeu. Keberhasilan Madrid melaju ke semifinal musim ini membuat Luka Modric memuji peran Ancelotti.
“Pelatih melakukan perubahan besar. Mereka melakukannya dengan baik,” kata Modric dilansir dari Mirror.
Pemain asal Kroasia itu mengatakan, di Liga Champions pengalaman memainkan peran penting dalam laga yang menguras energi. Chelsea, menurutnya, tim yang paling sulit dilawan. The Blues tim tangguh secara fisik. Di perempat final, Madrid kalah 2-3 dari Chelsea tapi tetap melaju karena unggul agregat 5-4.
"Akhirnya kami menunjukkan karakter yang hebat, keinginan, dan kebersamaan untuk berhasil membalikkan keadaan. Kekalahan yang sangat manis,” kata Modric menambahkan.
