Rabu 13 Apr 2022 17:18 WIB

Mengintip Teknologi Pengenalan Wajah Identifikasi Mayat yang Kontroversial di Ukraina

Pengenalan wajah bisa membuat kesalahan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
(Foto: ilustrasi pengenalan wajah)
Foto: Wallpaper Flare
(Foto: ilustrasi pengenalan wajah)

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Bulan lalu, perusahaan pengenalan wajah yang kontroversial bernama Clearview AI mengumumkan telah memberikan teknologinya kepada pemerintah Ukraina. Ada sejumlah bukti teknologi tersebut digunakan dalam lebih dari seribu kasus untuk mengidentifikasi mayat atau orang yang masih hidup.

Misal, dalam kasus mayat yang ditemukan di Kharkiv, Ukraina timur. Mayat tersebut merupakan seorang pria yang memiliki tato di bahu kiri dan cedera di kepalanya. Pihak berwenang Ukraina tidak mengetahui identitas mayat sehingga memutuskan untuk menggunakan teknologi pengenalan wajah.

Baca Juga

Mereka mengambil gambar wajah mayat itu dengan kepalanya terangkat dan matanya diarahkan ke kamera. Kemudian, fotonya diproses melalui database Clearview dan perusahaan menemukan identitas pria tersebut. Mereka menemukan beberapa gambar orang yang sangat mirip dengan mayat dari platform sosial media.

Clearview mungkin merupakan sistem pengenalan wajah yang paling terkenal dan kontroversial di dunia. Perusahaan telah menggores miliaran foto dari perusahaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter untuk membuat database yang sangat besar.

“Ini bekerja seperti Google. Alih-alih memasukkan rangkaian kata atau teks, pengguna memasukkan foto wajah,” kata CEO dan pendiri Hoan Ton-That. Perusahaan telah menghadapi serangkaian tantangan hukum. Facebook, YouTube, Google dan Twitter telah mengirim surat ke Clearview untuk meminta mereka berhenti menggunakan gambar dari situs.

Kantor Komisaris Informasi Inggris bahkan mendenda perusahaan karena gagal memberi tahu orang-orang bahwa mereka mengumpulkan foto-foto mereka. Sekarang, kerja sama dengan pemerintah Ukraina telah menimbulkan pertanyaan tentang keterlibatan mereka dalam perang.

Namun, para kritikus menunjukkan teknologi pengenalan wajah tidak selalu benar. Terlebih dalam masa perang, kesalahan memiliki konsekuensi yang berpotensi membawa bencana. Clearview tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi mayat di Ukraina. Perusahaan juga mengkonfirmasi itu digunakan oleh pemerintah Ukraina di pos pemeriksaan untuk membantu mengidentifikasi tersangka musuh.

“Sistem memberi kami kesempatan untuk segera mengonfirmasi keakuratan data tersangka yang ditahan. Selama penggunaan Clearview AI, lebih dari 1.000 permintaan pencarian dilakukan untuk melakukan verifikasi dan identifikasi yang sesuai,” tulis Clearview dalam email kepada BBC.

photo
Teknologi pengenal wajah digugat di India. - (republika)

Kekhawatiran analis

Dikutip BBC, Rabu (13/4/2022), pakar pengenalan wajah di sebuah organisasi yang mengulas teknologi keamanan IPVM Conor Healy mengatakan ini bukan cara yang akurat.  “Penting bagi pasukan Ukraina untuk menyadari ini bukan cara yang 100 persen akurat untuk menentukan teman atau musuh," kata Healy.

Sementara analis Albert Fox Cahn dari Surveillance Technology Oversight Project (STOP) mengatakan teknologi Clearview sebagai bencana hak asasi manusia (HAM). “Pengenalan wajah bisa membuat kesalahan, seperti orang salah ditangkap atau kalau di zona perang, orang yang tidak bersalah tertembak,” ujarnya.

BBC menghubungi pemerintah Ukraina untuk mengomentari penggunaan Clearview, tetapi tidak menerima tanggapan. Terlepas dari kritikan dan kekhawatiran para analis, Ton-That telah membela keakuratan teknologi Clearview dengan menyebut hasil akurasi identifikasi lebih dari 99 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement