REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (12/4/2022) mengatakan Ukraina telah mengubah sikapnya dari apa yang sudah disepakati dalam perundingan damai bulan lalu di Istanbul, dengan mengatakan pembicaraan itu sekarang berada di "jalan buntu."
"Kami mencapai kesepakatan pada tingkat tertentu di Istanbul, yang menunjukkan bahwa jaminan keamanan untuk Ukraina, yang mana pertempuran tidak akan menyebar ke wilayah Krimea, Sevastopol, dan Donbas,” ungkap Putin.
"Kami bertindak untuk menciptakan kondisi untuk kelanjutan pembicaraan damai, tetapi sebaliknya, kami menghadapi provokasi di Bucha, dan yang utama adalah Ukraina menyimpang dari komitmennya di Istanbul," kata presiden Rusia pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Vostochny Cosmodrome.
Ukraina sekarang ingin membicarakan masalah Donbas dan Krimea secara terpisah dari masalah jaminan keamanan, kata Putin.
Baca juga : Ketika Sekutu Dekat Putin di Ukraina Ditangkap
Terkait “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina dapat di selesaikan dengan cepat, Putin mengatakan hal itu dapat dilakukan, tetapi pertempuran harus diintensifkan yang berarti kerugian manusia yang lebih besar.
"Tugas kami adalah mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan, meminimalkan kerugian tersebut. Dan kami akan bertindak berirama, tenang, sesuai dengan rencana yang semula diusulkan oleh panglima," tutur dia.