REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (13/4/2022) mengatakan, sebanyak 1.026 tentara dari Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira, telah menyerah di Mariupol. Kini, kota pelabuhan itu sepenuhnya berada di bawah kendali Rusia.
Sebelum menyerah, para marinir Ukraina bersembunyi di distrik industri Azovstal. Dengan menyerahnya marinir Ukraina, maka dapat memberi Rusia kendali penuh atas pelabuhan utama Laut Azov di Ukraina. Termasuk memperkuat koridor darat selatan dan memperluas pendudukannya di Ukraina timur. Staf umum Ukraina mengatakan, pasukan Rusia menyerang Azovstal dan pelabuhan.
"Pasukan Rusia meningkatkan aktivitas mereka di front selatan dan timur, berusaha membalas kekalahan mereka," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Wartawan Reuters yang menemani separatis yang didukung Rusia melihat api mengepul dari daerah Azovstal pada Selasa (12/4/2022), sehari setelah Brigade Marinir ke-36 Ukraina mengatakan pasukannya kehabisan amunisi. Pada Rabu, Ukraina memperingatkan bahwa Rusia meningkatkan upaya serangan di Selatan dan Timur karena berusaha menguasai Mariupol. Sementara pemerintah Barat memberikan lebih banyak bantuan militer untuk mendukung Kiev.
Baca juga : Rusia Ancam Serang Ibu Kota Ukraina Kiev
Serangan Kremlin di Ukraina selama hampir tujuh pekan, tidak berjalan sesuai rencana. Rusia terpaksa mundur dari beberapa daerah di utara Ukraina.
Ukraina mengatakan, puluhan ribu orang diyakini telah tewas di Mariupol. Ukraina menuduh Rusia memblokir konvoi bantuan kepada warga sipil yang terdampar di kota pelabuhan tersebut.
Moskow menyalahkan Ukraina atas kematian warga sipil. Mereka juga menuding Kiev merendahkan angkatan bersenjata Rusia. Di desa Lubianka barat laut Kiev, tertulis sebuah pesan untuk Ukraina di dinding sebuah rumah yang telah ditempati oleh pasukan Rusia. "Kami tidak menginginkan ini, maafkan kami," kata tulisan itu.